Ramadhan Kareem: When is my prayer granted by Allah SWT?

| on
May 17, 2019

Halo!

Bagaimana 10 hari pertama bulan Ramadhan teman-teman mama-mama? Semoga lancar ya ibadah puasa, dan ibadah lainnya yang ditunaikan di bulan Ramadhan ini :) Semoga semua amalan ibadah kita  membawa berkah dan diterima oleh Allah SWT. Aamiin.

Beberapa hari terakhir saya sempat off posting tulisan di blog ini cukup lama. Sebenarnya banyak sekali konten di pikiran yang antri untuk ditulis. Tapi karena memang urusan domestik di rumah juga sedang minta perhatian lebih, jadi blog nya baru bisa di update sekarang :)

Tulisan saya kali ini terinspirasi dari postingan IG adik saya yang bercerita tentang ceramah yang ia dengarkan saat solat tarawih. Ustadnya bercerita tentang, bagaimana saat kita bertanya, kapan Allah akan mengabulkan doa-doa kita? Pertanyaan ini juga seringkali melintas di benak saya. Sesekali saya bertanya, Ya Allah kapan doa saya akan dikabulkan? Setiap hari saya panjatkan doa yang sama, berulang dan berulang.

Bagaimana jawaban sang ustadz? Ustadznya memberi perumpaan seperti ketika kita sedang mendengarkan lantunan nyanyian dari seorang pengamen jalanan. Jika pengamennya bernyanyi dengan asal-asalan, biasanya kita segera memberi uang agar pengamen itu segera menghentikan nyanyiannya. Namun, jika pengamennya bernyanyi dengan suara yang yang merdu,  maka dengan senang hati kita akan menunggu untuk membiarkan pengamen itu menyelesaikan lagunya, menikmati setiap alunan suara merdunya, lalu memberi nya uang (bahkan dengan jumlah yang lebih besar biasanya).

Perumpamaan diatas sama seperti lantunan doa-doa yang kita panjatkan kepadaNya. Setiap lantunan doa kita terdengar merdu oleh Allah SWT. Allah SWT sangat senang mendengar setiap lantunan doa yang kita panjatkan. Kita hanya perlu bersabar, karena InsyaAllah doa-doa kita akan dikabulkan oleh Allah SWT, bahkan bisa lebih dari yang kita harapkan. Aamiin InsyaAllah.

Sebelumnya, saya juga pernah membaca cerita yang sama di konten milik @madcatnip. Tentang @madcatnip,  @madcatnip merupakan salah satu akun yang sering memposting konten Islami dengan gambar ilustrasi. Go follow them, InsyaAllah bermanfaat :)

Nah, bercerita tentang doa-doa yang dikabulkan oleh Allah SWT, yang seringkali jawabannya datang dari arah yang tidak pernah kita duga, saya pun pernah mengalaminya. Masih segar dalam ingatan saya, saat bulan Ramadhan tahun lalu, sewaktu saya mengikuti kompetisi blog, dengan hadiah utama uang cash lima juta rupiah. Saya berdoa, memohon kepada Allah SWT, berikthtiar untuk menjadi pemenang utama. Jika menjadi pemenang utamanya, saya berniat untuk membantu kedua orang tua saya, dengan uang hadiah yang saya dapatkan. 

Qadarullah, saya tidak menjadi pemenang utama. Saya menjadi pemenang favorit dengan hadiah voucher belanja. Dengan menangnya saya atas hadiah voucher tersebut, ternyata Allah mengabulkan doa adik saya yang diam-diam menginginkan sepatu baru. Bagaimana dengan orangtua saya? MasyaAllah Alhamdulillah, Allah SWT memberi mereka rezeki, dari jalan yang lain, cash lima juta rupiah, seperti doa yang saya panjatkan.

Allah SWT tidak menjawab doa saya seperti cara yang saya minta. Allah SWT menjawabnya dengan cara yang jauh lebih indah :) Terkadang kita seringkali merasa Allah SWT belum mengabulkan doa-doa kita. Padahal mungkin saja, dari setiap rezeki, nikmat, ujian, kemudahan, kesulitan, di dalamnya ada jawaban atas lantunan doa-doa yang kita panjatkan. Kita hanya diminta untuk lebih bersabar dan bersyukur, menikmati setiap cerita di dalam kehidupan yang kita jalani, karena InsyaAllah selalu ada Allah SWT yang menemani :)

Semoga sharing saya kali ini bermanfaat ya :)

Selamat berpuasa :)



#SARONGISOURLIFESTYLE by TORAJAMELO

| on
April 24, 2019

Halo!

Kita semua pasti sangat bangga jadi orang Indonesia yang sangat kaya akan ragam budaya. Mulai dari ragam suku, bahasa, adat istiadat, kesenian, juga ragam sarung/kain tenun khas tiap daerah di Indonesia.

Salah satu sarung tenun khas milik Indonesia ini bernama kain endek yang berasal dari Bali. Endek berasal dari kata gendekan atau ngendek yang berarti diam/tetap.

Motif sarung endek sangat beragam. Beberapa motif sakral dan digunakan khusus untuk upacara keagamaan. Motif lainnya menggambarkan flora, fauna atau tokoh pewayangan Bali,  serta motif geometri dengan garis lurus, garis lengkung atau garis putus seperti yang saya pakai.

Makin bangga lagi dengan orang Indonesia karena sekarang sangat banyak yang suka pakai sarung tenun tidak cuma untuk acara khusus, tapi juga untuk acara kasual sehari-hari tanpa mengurangi nilai budaya sarung itu sendiri, pokoknya #sarongisourlifestyle :)

Btw, sarung endek yang di foto ini milik Ibu saya. usia nya pun sudah bertahun-tahun. Saya coba jadiin penutup kepala seperti hijab, bagus ga? Hehe.

Kalau teman-teman biasanya sarung tenunnya dipakai gimana? Yuk share sama-sama disini :)

Semoga bermanfaat ya!

#Sarongisourlifestyle
#Torajamelo

Learning to Start Believing

| on
April 15, 2019


Halo!

Tulisan ini sebenarnya sudah ada di postingan Instagram saya sejak bulan maret yang lalu. Walaupun awalnya untuk ikut serta di dalam DarlieXBPN, namun tulisan ini benar-benar menjadi pengingat untuk saya dalam menjalani peran sebagai seorang ibu. Tulisan ini seperti satu bagian diri yang mulai percaya bahwa saya bisa melewati setiap prosesnya bersama dengan Aliyah, dengan segala yang kami miliki, dengan ketidak idealan milik kami. Dan rasanya sangat legaa bisa menulis dari hati seperti ini :') Semoga tulisan ini juga dapat memberi manfaat untuk teman-teman yang membaca :) 

"Menjalani peran sebagai seorang ibu sejak 3,5 th yg lalu dimulai dengan perasaan ragu, apa iya saya bisa melalui segala prosesnya. Diawali dengan baby blues yang melanda dan merasa khawatir serta ketakutan melihat bayi Aliyah, sampai tidak ingin ditinggal suami bekerja karena takut terjadi sesuatu pada si anak bayi. Keraguan itu seperti mendarah daging di tubuh saya. Banyaknya informasi parenting di sosial media dengan segala bentuk ke-'idealan' bagaimana menjadi orangtua justru semakin membuat tinggi gunung keraguan itu. Saya menuntut diri untuk bisa segalanya bagi Aliyah. Saya tidak boleh lelah. Saya harus bisa seperti ini, saya harus bisa seperti itu. Saya ragu dengan diri saya sendiri. Sampai di satu obrolan dengan seorang sahabat, "Jeng, ga apa-apa kalau kamu lelah. Boleh kok kalau kamu bilang ke Aliyah kalau sedang lelah". Sejak obrolan itu, Saya mulai yakin untuk percaya bahwa tidak ada orang tua yang sempurna di dunia ini. Saya boleh merasa lelah. Saya percaya Aliyah sangat mencintai saya seperti saya mencintainya. Aliyah tidak menuntut banyak hal dari saya. Aliyah tidak menuntut mamanya harus bisa melakukan segalanya. Dengan segala keterbatasan kami, dengan segala ketidaksempurnaan milik kami, Aliyah tetap berkata "Mama, sayang. Yaya sayang mama". Ucapannya membuat saya yakin jika Aliyah percaya pada saya. Jika Aliyah percaya pada saya, maka saya harus percaya pada diri sendiri bahwa kami dapat melalui setiap proses kehidupan ini bersama, dengan segala kurang lebihnya. Saya pun juga percaya kepada Aliyah bahwa ia akan tumbuh menjadi anak yang baik-baik saja sesuai dengan fitrah-Nya. Salah satunya seperti saya percaya kepada Aliyah kalau ia dapat mengambil foto ini dengan baik 😊 Terimakasih Yaya ❤️
*Untuk semua ibu yang penuh dengan rasa khawatir, tidak apa-apa, InsyaAllah semuanya akan baik-baik saja 😊 "
Menjadi orang tua milenial dengan banyaknya informasi parenting terkadang menuntut saya untuk berusaha menjadi orang tua yang 'ideal' sesuai standar akun-akun parenting yang saya ikuti. Padahal, sebenarnya tidak ada yang mengharuskan saya untuk seperti itu, termasuk Aliyah sendiri. Saat merasa kelelahan, ternyata saya saya boleh berkata lelah pada Aliyah. Dan rasanya legaa sekali. Makin kesini, saat saya berkata lelah, "Yaya, mama capek, boleh ya mama tidur dulu sebentar" , Alhamdulillah Aliyah mengerti. "Capek ya mama" "Selamat tidur mama" saya dihadiahi kecupan di pipi. Walaupun tidak selalu juga seperti ini tapi rasanya MasyaAllah, priceless sekali...

Respon Aliyah yang menerima saya apa adanya membuat saya mulai belajar untuk percaya diri, percaya pada Aliyah, percaya pada suami saya bahwa kami dapat melalui kehidupan ini bersama dengan segala kelebihan dan kekurangan milik kami, dengan segala bentuk ketidak idealan milik kami :) Ternyata menerima segala apa yang kita miliki, kemampuan yang kita punya, berusaha untuk percaya diri bahwa we can do it by our own way dapat memberi perasaan yang jauh lebih baik, lebih bahagia dan lebih bersyukur lagi atas segala nikmat dariNya :)

Have nice day!

Misoa Udang Jamur

| on
April 05, 2019
Halo!

Saya mungkin sudah seringkali cerita kalau Aliyah adalah tipikal anak yang picky eater, sering bosan terhadap makanan. Ga seperti mamanya yang cinta mati sama makanan :'D

Salah satu trik yang seringkali saya lakukan untuk mengembalikan selera makan Aliyah adalah dengan mengganti bahan karbohidrat pada menu makanan Aliyah. Dari menu yang nasi melulu, saya ganti dengan karbohidrat lain seperti pasta, mie/misoa, atau roti.

Nah kali ini saya ingin sharing salah satu menu andalan pengganti nasi untuk Aliyah. Misoa dengan bakso udang dan jamur.
Rasanya enak, seperti kaldu pangsit begitu, tapi dengan wortel dan jamur hehe.

MISOA UDANG JAMUR

Berikut resep dan cara membuatnya:

Misoa Udang Jamur

Bahan:
Udang 1 cup
Wortel 2 buah, iris tipis.
Jamur Kuping secukupnya, rebus dan buang airnya
Bawang putih 3 siung, digeprek.
Daun bawang secukupnya
Garam
Lada halus
Minyak wijen

Cara membuat:

Bakso Udang:
1. Kupas udang, bersihkan punggungnya. Sisihkan kepala udang, bersihkan. Kepala udang akan digunakan untuk membuat bahan kuah sup.

2. Blender udang yang telah dikupas tanpa tambahan air. Seasoning dengan garam dan lada. Sisihkan adonan bakso udang.

Kuah sup: 
1. Didihkan -/+ 750 ml air.
2. Masukkan kepala udang yang telah dibersihkan, rebus sebentar sampai kepala udang berwarna kemerahan, angkat kepala udang.
3. Masukkan potongan wortel & bawang putih geprek. Masak wortel selama 4-5 menit, sampai berubah warna. Jangan sampai wortel matang ya.
4. Potong-potong jamur kuping sesuai selera.
5. Bentuk bulat adonan bakso udang, dan masukkan kedalam kuah sup. Lakukan sampai adonan bakso habis.
6. Masukkan daun bawang.
7. Seasoning dengan garam, lada dan minyak wijen.
8. Masukkan potongan jamur kuping.
9. Tes rasa

Misoa:
1. Didihkan 300 ml air.
2. Rebus misoa -/+ 3-4 menit.

Plating:
1. Atur misoa di dalam mangkok.
2. Siram misoa dengan kuah sup udang jamur

Jadi deh, Misoa Udang Jamur nya :)

Untuk jamur kuping nya mengapa saya rebus terpisah lebih dulu, karena rasa jamur kuping cukup kuat, sehingga saya merebusnya untuk mengurangi rasa nya agar tidak mempengaruhi rasa kuah sup sekaligus membersihkan jamur kuping nya :)

Saya salah satu yang juga suka masak dengan jamur kuping karena jamur kuping sangat kaya manfaat. Untuk manfaat jamur kuping teman-teman mama-mama bisa googling atau cek disini yaa. 

Semoga sharing saya bermanfaat ya :)

Selamat memasak :)