OMAH ANIN GUEST HOUSE BATU | TEMPAT MENGINAP NYAMAN DEKAT BATU SECRET ZOO

| on
January 28, 2020

Halo!

Teman-teman mama masih ingat tidak beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbagi cerita tentang pengalaman pertama kalinya main-main ke Batu Secret Zoo? Nah, di blog post kali ini saya ingin berbagi tentang tempat kami menginap sewaktu kami ke Batu. Penginapan ini tidak fancy, dan tergolong budget guest house. Kami memang tipikal keluarga yang jarang menginap di tempat yang fancy, biasanya karena memang menyesuaikan budget. Kalau kami berencana ingin mengunjungi tempat wisata maka kami biasanya memilih penginapan yang tergolong budget, namun jika ingin sekedar staycation, yaah sesekali boleh lah menginap di tempat yang lebih fancy :P (ini sih kode haha). 


Omah Anin Guest House source: airyroom

Oke, jadi waktu itu kami menginap di Omah Anin Guest House. Letaknya tepat di seberang jalan Jatim Park 2. Dari Batu Secret Zoo kami hanya perlu berjalan sedikit, lalu menyeberang jalan ke sebuah gang perumahan yang merupakan lokasi Omah Anin Guest House. Omah Anin Guest House sendiri langsung terlihat kok dari pinggir jalan :) Menurut saya, Omah Anin Guest House adalah salah satu alternatif penginapan untuk yang sedang backpackeran ke Batu, Malang. Sebenarnya di dalam area Batu Secret Zoo juga ada hotel yang lebih fancy. Tapii, ya itu tadi, karena kami ke Batu dengan modal backpackeran, jadilah kami menginap di Batu Secret Zoo bagian geser sedikit :D

Source: airyroom

Kami check in di Omah Anin Guest House saat menjelang sore hari, setelah kami selesai berkeliling dari Batu Secret Zoo. Awalnya saya agak underestimated dan tidak ekspektasi yang bagaimana-bagaimana. Begitu check in, resepsionis menyampaikan bahwa kamar kami berada di lantai 3 (uwooww..) Lumayan juga ternyata menapaki anak tangga ke lantai 3, karena tipikal anak tangganya yang agak tinggi. Namun untuk Aliyah justru kesenangan karena sepertinya dia memang hobi berolahraga :') Kalau suami saya, cenderung diam saja, mungkin sambil menahan nafas yang ngos-ngosan karena sambil membawa ransel sekaligus menenteng stroller :D


Begitu sampai di lantai 3, saya yang tadinya agak underestimated mulai sadar kalau saya salah. Ternyata lantai 3 Omah Anin Guest House merupakan bangunan baru dengan desain yang sangat homey. Tembok bata yang dipoles dengan sangat baik, lantai keramik dengan motif tegel rasanya sangat nyaman sekali meski tergolong budget guesthouse.

Omah Anin Guest House lantai 3

Begitu masuk ke dalam kamar, ternyata kami dapat combo bed (ini istilah karangan saya sendiri sih :P). Kenapa combo bed? Karena kamarnya terdiri dari double bed dan single bed. Kami yang tadinya ingin mengajak serta mertua saya (tapi akhirnya tidak jadi) agak menyesal juga, sayang banget mama mertua tidak jadi ikut. Benar-benar recommended sih kalau kita ke Batu nya ramai-ramai.

Bedroom Omah Anin Guest House


Berhubung masih bangunan baru, jadi kondisi kamarnya sangat bersih. Fasilitas lainnya standar saja seperti televisi dengan channel lokal, AC yang masih baru dan kamar mandi dengan wastafel (yang ukurannya pas sekali dengan tinggi badan Aliyah), shower air panas dan dingin, plus gayung dan ember kecil (pardon the gayung dan ember lah ya :D)



Oh iya untuk shower nya, kebetulan kami dapat shower yang air panas nya tidak bisa di setting hangat, jadi panas nya sungguh-sungguh begitu. Mungkin ini adalah jawaban kenapa the gayung dan ember ada disitu, sepertinya untuk air hangat disilakan mengoplos sendiri antara air panas dan dingin di ember, hihi.


Bagian favorit saya, si ibu-ibu erte adalah di dalam kamar tersedia wastafel (seperti tempat cuci pirirng) dan termos air panas (membantu banget untuk teman-teman mama yang perlu memasak air untuk susu anak). Saya yang saat backpackeran selalu membawa banyak kotak makan (niat sekali nge bekel nya anda) tentu saja happy sekali bisa cuci-cuci tanpa ribet :)

Balkon Omah Anin Guest House

Bagian kedua favorit si ibu-ibu erte lainnya adalah balkon yang dilengkapi dengan jemuran. Lumayan sekali untuk menjemur baju berenang Aliyah dan bapaknya yang habis bermain-main di waterpark Batu Secret Zoo. Seandainya tidak ada jemuran, si ibu backpackeran akan kembali ke Sidoarjo Raya dengan tas ransel super berat karena isinnya baju basah :')

Oh iya, berhubung Omah Anin Guest House adalah budget guesthouse jadi harga menginap per malamnya tidak termasuk sarapan pagi. Kami pun sarapan dengan memesan makanan melaui aplikasi online, hehe. Meski kamar kami di lantai 3, ternyata ada hikmahnya juga.



Saat bangun pagi, kami bisa menyaksikan sunrise kota Batu yang cantik, dengan udara yang dingin alami, plus pemandangan Gunung Arjuna dengan siluet atap-atap rumah yang berbaris rapi. MasyaAllah... 


Overall, kami sekeluarga senang menginap semalam di Omah Anin Guest House. Sangat sesuai dengan slogannya, A Comfy Room, ruangan nya benar-benar nyaman sih. Kalau pun ada kurangnya, sepertinya hanya kamar yang tidak tersedia lemari pakaian (untuk budget guest house ini masih wajar sih) garasi untuk parkir mobil yang hanya cukup untuk dua mobil saja. Kalau seperti kami yang ke Batu selalu menggunakan transportasi kereta api, tentu bukan masalah. Tapi kalau teman-teman mama berencana membawa kendaraan pribadi ke Batu, bisa dikoordinasikan lebih  dulu dengan pihak Omah Anin Guest House nya :) Satu lagi, setiap lantai di Omah Anin Guest House memilik tema yang berbeda-beda. Namun, jika teman-teman mama ingin tipe kamar seperti kamar kami, mungkin bisa mengajukan request lebih dulu :)

Omah Anin Guest House terletak di Jalan Cendrawasih no. A7-8 Kota Batu, Malang. Untuk pemesanan teman-teman mama dapat melalui aplikasi traveling. Kalau kami kemarin memesan via Airy Room dengan rate di kisaran Rp 250,000. 

Semoga sharing saya bermanfaat ya :)

Selamat piknik!



THE TRULY HAPPINESS

| on
January 11, 2020

Halo!

Tidak terasa ya sudah 10 hari berjalan di tahun 2020. Meski bagi sebagian di awal tahun dilalui  dengan struggling karena banjir, dan sebagian yang lain saling bergandeng tangan membantu yang terkena banjir, semoga ujiannya kali ini selalu membawa prasangka baik kepadaNya, bahwa pasti ada hikmah dari setiap kejadian, InsyaAllah :)

Di akhir tahun lalu saya sempat membeli buku karya Puty Puar "Happiness Is Homemade". Buku ini telah lama menjadi incaran saya, dan Alhamdulillah ternyata berjodoh juga. One of my truly happiness ketika bisa mendapatkan buku ini di sebuah bazaar buku di Surabaya dengan separuh harga. Meski cover nya masih versi yang lama, tapi toh tidak mengurangi makna isinya :)

Jadi, sebenarnya kenapa buku 'Happiness Is Homemade' ini begitu ingin saya baca? Jujur, menjelang akhir tahun kemarin saya seperti kehilangan sesuatu. Seperti menjadi kurang dapat memaknai setiap hal kecil yang ternyata jika mau sedikit melihat lebih dekat, itulah makna kebahagiaan yang saya punya. Betul kata Puty Puar di dalam bukunya, bahwa di era digital seperti sekarang, dimana setiap hari kita disuguhi berbagai update dari teman-teman tentang liburan, foto instagenic, makanan restoran ternama, minuman kekinian, tentengan hasil belanja barang branded, dll adalah hal yang terkadang membuat kita bertanya, apa iya aku bahagia juga sekarang?

Berbagai update an tersebut bukan hal yang salah, karena semua sah-sah saja. Dan masih mending sih, daripada contoh cerita Puty Puar di bukunya, tentang update di media sosial which showing about minum jus orange diatas floaties unicorn di sebuah kolam privat, atau bahkan berfoto menyaksikan Aurora Borealis di Iceland, atauu naik balon udara, yang untuk level di saya sih ini omaigatt.

Saya, yang seorang Ibu rumah tangga dengan penghasilan yang tempo-tempo jelas akan mengeryitkan alis jika menyaksikan semua update an itu setiap hari. Mungkin, sederhana saja, tidak usah buka-buka sosial media lah agar tenang dan tidak bertanya-tanya lagi. Sesekali mungkin iya saya melakukan social media detox, namun seringnya tetap dibuka juga untuk dapat update tentang blogging, lomba-lomba, dll yang bisa membawa peluang cuan :D atau sekedar ingin keep in touch dengan sahabat. Apalagi saya yang punya lingkup sosial makin sempit karena menjadi Ibu Rumah Tangga, media sosial kadang sebagai alat bagi saya untuk tetap bisa 'merasa' bersosialisasi.

Jadi, membaca buku ilustrasi yang sederhana namun cukup dalam maknanya seperti 'Happiness Is Homemade' bisa menjadi obat penawar dari setiap alis yang mengkerut :')

Dan hampir semua yang ditulis Puty Puar di 'Happiness Is Homemade' sangat related dengan saya. Simply happiness like, bisa dapat barang incaran dengan harga diskon setelah ditunggu-tunggu sekian lama. Saya percaya, semua yang terjadi, even nemu barang incaran setengah harga, adalah atas ijinNya.

Lalu saya mencoba mengingat-ingat apa-apa saja yang ternyata membuat saya merasa sangat bahagia?
  • Bisa mencuri waktu untuk makan bakpia yang enaak banget oleh-oleh dari tetangga ketika sedang mengatur pola makan sehat karena keluhan nyeri di leher. 
  • Ketika beli semangka, kecil, murah, dan memilih dengan ilmu seadanya, dan pas dibuka merah dan maniss sekali.
  • Mulai texting dengan berani ke mama dalam rangka Hari Ibu untuk berterima kasih, karena selama ini saya tidak pernah melakukannya. Aslinya karena iseng ikut giveaway, tapi terus mikir, kenapa tidak disampaikan langsung ke mama, karena rasanya saya belum pernah berterima kasih ke mama in case secara tulisan dari hati yang terdalam. Ternyata mama terharu :')
  • Texting ke mama mertua how I love her. Dan rasanya lega sekaligus happy
*bagi saya yang sedikit tertutup dan suka memendam perasaan, melakukan sesuatu yang tidak biasa, seperti hal di atas ternyata bikin bahagia :')
  • Mendengar Aliyah mengucapkan 'Mama, Yaya suka makan ini. Tolong besok mama bikinin lagi ya'.
  • Deeply hugging with hubby, after arguing emotionally. Paling tidak, setelah berselisih kami masih sadar untuk saling memaafkan.
  • Masuk ke minimarket atau supermarket/mall, terus cium aroma barang-barang baru. Hahaha aneh banget ya wangi aromatherapy favorit saya. 
  • Window shopping di marketplace. Masukin ke keranjang, terus lupa. Happy karena lupa dan jadinya gagal bikin kantong boncos :P
  • Having quality time by talking heart to heart with beloved sister. Mengobrol dengan adik saya semakin kesini semakin dalam. Meski sering juga kami berantem dan adu ego, tapi adik bisa mulai jujur dengan perasaannya. Jadi, saya mulai belajar mengesampingkan ego sebagai kakak yang 'saya tuh kakaknya, saya pasti benar' dan menerima kalau saya manusia biasa yang juga suka banyak salahnya.
  • Bisa curhat dengan Bapak walaupun tidak pernah selesai dan Bapak juga tidak pernah tau pasti apa yang saya curhatin wkwkw. Punya hubungan yang naik turun dengan Bapak sejak remaja, kadang suka   merasa aneh ngobrol dengan Bapak. Tapi ternyata Bapak bisa menerima dan menghargai saya kalau sedang curhat :)
  • Chit chat dengan sahabat cerita receh atau sekedar minta advice dokter anak yang bagus dimana :D
  • Bisa video call dengan sepupu (yang supersibuk :P) yang bikin kangen saking lamanya ga ketemuan.
  • Dapat makanan dari tetangga, pas lagi mager mau masak.
  • Angkat jemuran beberapa menit pas sebelum hujan turun (ibu-ibu sekali ini :D)
  • DM dari teman-teman yang membaca tulisan di blog saya. Seperti dapat suntikan energi yang luar biasa. Terimakasih yaa :)
  • Tiba-tiba disamperin Aliyah tanpa alasan langsung memeluk dan mencium pipi saya dengan ucapan "Yaya sayang mama".

Ternyata kalau mau melihat dengan lebih dekat, banyaak sekali hal yang dapat membuat kita bahagia yaa :) The truly happiness from the deep of our heart ❤️

Seperti di tulisan saya pada blog post sebelumnya bahwa saya akan belajar lebih menerima. Maka, di tahun 2020, waktunya mencoba untuk lebih menerima dan menjadi lebih terbuka atas perasaan, atas diri sendiri, atas segala yang terjadi, dan atas orang-orang di sekitar. Selain menerima diri sendiri, bisa menerima orang lain dengan apa adanya ternyata juga membawa rasa bahagia. Termasuk menerima kalau sah-sah saja yang lain update kehidupan mereka yang tidak semestinya sama dengan kita :) They have their own happiness tho.

Dari cerita diatas, sepertinya kebanyakan bahagia itu datang dari orang-orang sekitar kita ya. Selain memang salah satu bahagia adalah punya cita-cita (cita-cita orang lain juga pada umumnya) untuk membahagiakan keluarga dan orang sekitar, ternyata memperbaiki hubungan dengan mereka juga bisa membawa bahagia. Menerima mereka apa adanya sekaligus juga belajar menerima diri sendiri adalah salah satu sumber bahagia. Dan ternyata bahagia itu bisa saya rasakan meski saya tidak belibur di luar kota/luar negara, update fashun head to toes, barang-barang branded, makan di restoran ternama kekinian, dan lain-lain. Bahagia ternyata sesederhana hati yang terbuka untuk menerima. The more acceptances, the more happiness ❤️

Semoga di tahun 2020 ini semakin banyak bahagia yang patut kita syukuri ya :)

Kalau teman-teman, apa saja yang sudah membuat teman-teman merasa bahagia? :)

Have a great year of 2020!