Halo!
Kali ini saya sharing nya agak berbeda dari biasanya nih. Kalau biasanya tentang parenting, bikin mainan atau masakan untuk anak, sekarang saya ingin sharing tentang pemikiran saya sendiri (banyak gaya kali! :D) Bolehlah dikasih hashtag #mamayayasharingthoughts gitu :P
Bukan untuk sok-sok an sok tau tapi lebih ke pengingat diri sendiri dan InsyaAllah juga bisa untuk bekal ngajarin Aliyah juga. Mudah-mudahan juga bisa memberi manfaat untuk teman-tenan Ibu-ibu, mama-mama sekalian :)
Tentang 'menghargai'. Kalau di artikan, menurut KBI (Kamus Bahasa Indonesia) menghargai adalah kata verba yang dapat berarti memberi harga pada suatu benda, atau menghormati, atau menganggap penting/bermanfaat atas sesuatu. Nah, konteks di blog saya kali ini, tentang menghargai yang berarti menghormati/menganggap penting/bermanfaat.
Pernah tidak sih, kita jadi orang suka banget mencela orang lain? Bukan yang berlebihan bagaimana, mencela receh seperti misal liat orang dandan dengan alis yang super ketebalan, dan kita langsung dalam hati "buset, tebel amat alisnya" gitu? Atau liat postingan IG orang lain yang fotonya kurang instagramable terus dalem hati "duh, ga bisa apa foto bagusan sedikit"
Ada lagi nih, liat anak orang yang kurus nya minta ampun, trus dalem hati "ini bagaimana sih ibunya ga kreatif amat kasih makan anak, sampai anaknya ga mau makan begitu" Atau, anak bayi baru lahir yang langsung dikasih susu formula sama Ibunya, terus dalam hati "ga kasian apa anaknya dikasih formula begitu".
Ibu bekerja yang dicela karena memilih bekerja daripada menghabiskan waktu dengan anak. Atau Ibu rumah tangga yang dicela, ga mau bantu-bantu suami untuk mencari nafkah.
Di dunia blogging juga ada, dicela dengan tulisan receh, yang "hhmm nulisnya gitu doang?" Atau seperti "emang penting ya?"
Di dunia blogging juga ada, dicela dengan tulisan receh, yang "hhmm nulisnya gitu doang?" Atau seperti "emang penting ya?"
Semuanya tidak keluar dari mulut, tapi dalam hati. Nyinyir nya di dalam hati. Saya juga seperti itu. Seringnya memang tidak sengaja, karena jujur kebiasaan ini termasuk salah satu yang sulit dihilangkan.
Lalu saya berpikir, kenapa tidak saya rubah saja pola pikir saya. Daripada saya nyinyir dan menuntut orang lain sesuai dengan standar saya, lebih baik saya yang belajar untuk menghargai. Saya mulai belajar untuk menghargai bahwa setiap tindakan yang dilakukan orang lain pasti sudah melalui usaha yang susah payah.
Di balik alis yang ketebalan, ada perempuan yang berusaha terlihat cantik di depan suaminya sampai rela berjam-jam di depan cermin demi benerin alis. Belum lagi kalau salah gambar alisnya, harus dihapus, diulang lagi, dihapus lagi, diulang lagi sampai berhasil.
Di balik postingan IG yang kurang instagramable ada orang yang berusaha untuk berbagi manfaat, berbagi kebahagiannya, berbagi cerita dengan caranya sendiri. Di balik postingan yang sekedarnya ada usaha untuk mengambil foto sebisa mungkin, sementara kakinya ditarik-tarik si anak yang minta segera digendong.
Di balik anak yang kurus, ternyata ada Ibu yang berusaha masak dengan 3 menu berbeda setiap hari, mencari resep baru setiap hari, berbelanja dengan doa semoga anakku mau makan hari ini, atau bahkan tidak lelah mencari info sana-sini untuk meningkatkan nafsu makan anaknya.
Di balik bayi yang diberi susu formula, ada Ibu yang berusaha minum segala sesuatu yang bernama ASI Booster. Lalu dengan susah payah mencoba pumping namun belum berhasil.
Di balik Ibu bekerja, ada keluarga yang harus ditanggung kehidupannya, setiap pagi harus struggling antara berangkat kerja dengan anak yang menangis, bangun lebih pagi demi menyiapkan keperluan untuk anak yang akan ditinggal berangkat bekerja.
Di balik Ibu rumah tangga yang jobless, ada usaha untuk mencari rezeki halal apapun itu tanpa harus keluar rumah, karena anak yang tidak bisa ditinggal. Setiap hari memanjatkan doa agar dicukupkan segala rezekinya, sebesar apapun itu. Ada usaha mengatur keuangan sedemikian rupa agar tercukupi setiap bulannya.
Di balik tulisan blog yang biasa, ternyata ada blogger yang susah payah begadang semalaman (bahkan 2-3 malam), riset sana-sini, foto dengan susah payah untuk menghasilkan tulisan/konten yang bermanfaat untuk orang lain. Sesederhana atau se 'tidak pentingnya' tulisannya, InsyaAllah membawa manfaat, kalau pun bukan untuk orang lain, paling tidak untuk dirinya sendiri.
Masih banyak sekali 'di balik'-'di balik' lainnya. Di balik orang yang tak kunjung menikah ada doa yang tidak henti dipanjatkan setiap hari agar segera dipertemukan dengan jodohnya, atau berusaha menata hati karena pengalaman pernah dikecewakan.
Di balik foto makanan yang wow, ada yang berusaha memasak dengan susah payah, mencari resep sana-sini, berusaha sharing resepnya, atau bahkan usaha tersirat siapa tau ada yang ingin memesan dalam ikhtiarnya mencari rezeki tambahan untuk keluarganya.
Di balik liburan yang menyenangkan, ada usaha susah payah menabung sampai uangnya terkumpul cukup untuk liburan, menghemat pengeluaran harian, dan mencari waktu yang tepat.
Setiap orang memiliki perjuangannya sendiri. Everybody has their own struggle. Kita yang hanya dapat melihat dari luar tidak sepatutnya mencela atau nyinyir atas apa yang mereka perlihatkan. Coba lihat lebih dalam, menghargai bahwa setiap apa yang terlihat pasti ada usaha yang susah payah dibaliknya.
Semoga sharing saya bermanfaat ya!
Have a nice day!