PERSONAL EXPERIENCE: SCARLETT HERBALISM MUGWORT MASK MEMBANTU MENGURANGI MASALAH KULIT YANG BERUNTUSAN DAN BERKOMEDO

| on
December 14, 2021


Assalamu'alaikum. 

Halo! 


Di bulan November yang lalu saya sempat berbagi cerita kepada teman-teman mama tentang pengalaman saya menggunakan dua produk masker terbaru dari Scarlett Whitening yaitu Herbalism Mugwort Masker dan Seriously Shooting & Hydrating Gel Mask. Saya juga sempat menuliskan bahwa jika diminta untuk memilih dari keduanya, mungkin saya akan kesulitan memilih karena keduanya mempunyai manfaat dan kandungan yang berbeda, dan keduanya memberi efek yang bagus pada kulit wajah saya. 


Nah di blog post kali ini, saya ingin meng-highlight salah satu dari kedua masker Scarlett tersebut, yaitu Herbalism Mugwort Mask. Mengapa Herbalism Mugwort Mask? Karena saya ingin cerita ke teman-teman mama bagaimana Herbalism Mugwort Mask dapat mengurangi beruntusan (jerawat kecil dan halus) yang selalu ada pada dahi serta membantu membersihkan komedo pada bagian hidung saya.


ALSO READ: REVIEW SCARLETT HERBALISM MUGWORT MASK DAN SERIOUSLY SHOOTING & HYDRATING MASK


Herbalism Mugwort Mask


Dari nama maskernya sudah langsung ketahuan ya masker ini dibuat dengan bahan utama tumbuhan Mugwort atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tumbuhan baru cina. Mugwort atau baru cina merupakan tumbuhan asli di daerah beriklim sedang seperti Eropa, Asia, Afrika Utara dan Alaska. 


Jika di Indonesia ada yang mengira Mugwort adalah tumbuhan kenikir, maka hal ini keliru. Mugwort ternyata bukanlah kenikir. Bentuknya bahkan berbeda dari tumbuhan kenikir :) 




Tumbuhan Mugwort ternyata memiliki segudang manfaat bagi kesehatan kita. Selain untuk kesehatan organ reproduksi dan pencernaan, Mugwort ternyata juga memiliki khasiat atau manfaat bagi kesehatan kulit wajah kita. Kita coba ulas satu per satu ya, apa saja sih manfaat Mugwort bagi kesehatan kulit kita. 


1. Membantu mengurangi permasalahan kulit. 

Senyawa yang terkandung di dalam tumbuhan Mugwort diyakini dapat membantu memberikan nutrisi pada kulit wajah. Selain itu, Mugwort juga dapat membantu pemulihan, meredakan radang serta kemerahan sekaligus dapat melembabkan kulit dan membersihkan pori-pori.


2. Membantu melawan tanda-tanda penuaan. 

Tumbuhan Mugwort ternyata mengandung antioksidan yang cukup tinggi. Antioksidan merupakan bahan penting yang digunakan untuk melindungi kulit dari radikal bebas yang menjadi faktor utama yang mempercepat proses penuaan sel-sel kulit. Oleh karena itu, Mugwort dipercaya sebagai bahan alami yang baik untuk membantu mencegah penuaan pada kulit wajah. 


3. Membantu mencerahkan kulit wajah. 

Selain kaya akan  antioksidan, Mugwort tenyata juga sangat kaya akan Vitamin C. Sudah menjadi rahasia umum jika Vitamin C dapat membuat kulit kita menjadi lebih cerah. Nah, dengan kandungan Vitamin C yang dimilikinya, Mugwort dapat membantu mencerahkan kulit wajah kita. 


Dari ketiga manfaat Mugwort untuk kesehatan kulit kita, tidak heran ya jika saat ini Mugwort menjadi salah satu primadona bahan utama produk kecantikan. Salah satunya, Scarlett, brand beauty and body care ternama di Indonesia, yang membuat produk masker Herbalism Mugwort Mask, masker herbal dengan bahan utama dari tumbuhan Mugwort :) 


Personal Experience Scarlett Herbalism Mugwort Mask




Terhitung sudah 4 minggu berlalu sejak kali pertama saya menggunakan Herbalism Mugwort Mask. Pada awalnya saya tidak menaruh ekspektasi apa-apa pada after use saat menggunakan Herbalism Mugwort Mask. Saya lebih berpikiran, 'coba dulu deh sedikit, siapa tau cocok, kalau ternyata kurang cocok juga tidak apa-apa'. Kalau kata orang, yang penting Bismillah hehe.


Tipe kulit wajah saya dapat dikatakan tergolong tipe kulit wajah kombinasi. Di beberapa bagian wajah seperti area T ( dahi, hidung, pipi) cenderung berminyak dan agak bermasalah seperti beruntusan dan berkomedo. Pada area dahi, beruntusan tidak pernah alpa untuk tampil :') Pada area hidung cenderung berkomedo (mungkin karena kadar minyak berlebih pada wajah saya, entahlah). Komedo yang ada pada hidung saya adalah tipe komedo hitam (blackheads), yang kalau mau dibersihkan perlu pakai bantuan seperti pinset atau plester komedo. Sedangkan area wajah di sekitar bibir dan dagu cenderung sensitif dan mudah kering jika saya menggunakan produk face care yang kurang cocok.


"Dengan kondisi kulit wajah saya tersebut rasanya pas sekali jika saya mencoba Herbalism Mugwort Mask yang mempunyai klaim untuk merawat kulit berminyak, pori-pori besar, berjerawat dan berkomedo."

Saya ingat betul saat pertama kali menggunakan Herbalism Mugwort Mask. Awalnya saya coba sedikit lebih dulu di belakang telinga untuk mengetahui apakah ada reaksi alergi atau tidak saat menggunakannya mengingat terkadang ada jenis kulit tertentu yang cukup sensitif terhadap produk yang mengandung bahan herbal. 


Alhamdulillah pada kulit saya tidak ada reaksi alergi. Saya pun langsung mengoleskan Herbalism Mugwort Mask ke seluruh wajah menggunakan kuas silikon. Oh iya, sebenarnya dari kemasan Herbalism Mugwort Mask sudah dilengkapi dengan spatula kecil, namun saya tetap menggunakan kuas silikon agar masker dapat merata ke seluruh bagian wajah.




Saat pertama kali mengaplikasikan Herbalism Mugwort Mask pada wajah saya, saya merasakan ada sedikit sensasi mengencang di beberapa bagian wajah seperti dahi, pipi dan hidung. Saya pikir mungkin kandungan masker nya sedang bekerja pada area wajah saya yang bermasalah. Ada satu hal yang membuat saya cukup amazed setelah pemakaian pertama, komedo saya langsung banyak yang muncul keluar sehingga mudah bagi saya untuk membershkannya. Ah, saya senang sekali saat itu. Di dalam hati saya membatin, 'canggih juga nih ini masker', hehe.


Tidak hanya komedo yang langsung keluar, beruntusan pada bagian dahi saya pun mulai mengempes. Mungkin ini karena kandungan Mugwort, Chlorophyllin serta Niacinamide pada Herbalism Mugwort Mask yang membantu mengurangi peradangan dan memperlambat pertumbuhan jerawat.



Efek lain yang saya rasakan pada kulit wajah saya setelah menggunakan Herbalism Mugwort Mask adalah kulit wajah saya terasa lebih lembab dan kenyal. Bagian dagu pada wajah yang cenderung sensitif dan kering menjadi lebih lembab dari biasanya. Wajah saya juga terlihat lebih cerah dan agak glowing serta terasa lebih kenyal dari biasanya (ini benar-benar membuat saya surprise sih karena efeknya terhitung cepat pada kulit saya :)) Hal ini menandakan kalau komposisi Bamboo CharcoalGluthatione, Green Tea Powder serta Galactosyl Salicylate yang terkandung di dalam Herbalism Mugwort Mask bekerja dengan baik.


Minggu ke-4 menggunakan Herbalism Mugwort Mask, jujur saya semakin jatuh cinta pada masker keluaran dari Scarlett ini. Sayangnya saya tidak sempat mengambil gambar before after komedo dan beruntusan pada wajah saya secara detail padahal menurut saya Herbalism Mugwort Mask sangat bekerja untuk mengatasi permasalahan kulit wajah saya.


Jika saya ditanya apakah akan melakukan re-buy untuk Herbalism Mugwort Mask, maka jawabannya adalah yap, InsyaAllah saya mau rutin pakai maskernya terus :)) Kalau nanti saya akan rebuy, saya tinggal langsung menghubungi admin Scarlett atau ke Official Shop Scarlett di Shoppe melalui linktr.ee Scarlett, dan saya tidak perlu bingung untuk memberi info kepada teman-teman mama, keluarga dan sahabat saya untuk harga produk Scarlett jika ada yang bertanya karena semua produknya sama di kisaran Rp 75,000 saja :)


By the way, teman-teman ada yang juga sudah coba pakai Sacrlett Herbalism Mugwort Mask? Yuk, cerita juga bagaimana pengalamannya sewaktu menggunakannya :)


Semoga bermanfaat ya :)


















A Note To My Self: BAPER

| on
December 08, 2021


Assalamu'alaikum.

Halo!


Baper. 


Jadi orang jangan baperan dong! Atau, duh apa aku yang terlalu baper ya? 


Baper, sepertinya seseorang tuh tidak boleh sekali merasa baper. Hari ini saya chat panjang sekali dengan adik saya. Dia sih yang chat panjang duluan,ahaha. Kami mengobrol panjang sekali sampai-sampai setelahnya saya beli es krim untuk menetralkan hati dan pikiran yang kayaknya penuh sekali :') 


Inti chat kami, yah soal baper salah satunya. Apa aku yang terlalu baper ya, kurang lebih seperti itu. Saya sendiri kadang suka kesal sama kalimat 'jangan baper' atau 'aku aja kali yang baper'. 


Apakah setidak boleh itu kita terbawa perasaan diri sendiri, pada emosi yang dirasakan? Padahal perasaan itu, emosi itu tidak minta apa-apa. Hanya minta kita terima dengan senang hati.


Dari kelas basic parenting yang saya ikuti tempo hari, pada dasarnya ada 5 macam emosi dominan yang sering kita rasakan (waktu itu dalam konteks sebagai orang tua namun menurut saya ini juga cukup valid dalam konteks sebagai individu). 5 emosi dominan itu adalah marah, khawatir, merasa todak enakan, merasa bersalah, dan ingin dipuji. 


Dan saat kondisi atau momen dimana emosi dominan kita sedang keluar, sebenarnya ya tidak apa-apa. Namun, akhirnya menjadi apa-apa karena dianggap baper saat emosi yang kita rasakan itu tidak diterima oleh lingkungan sekitar bahkan diri kita sendiri. Padahal, kalau mau legowo, dan menerima dengan senang hati, tidak ada 15 menit juga akan hilang pelan-pelan emosinya :') 


Saya sendiri sebenarnya cukup struggling dengan istilah baper karena saya memiliki perasaan yang sensitif dalam menyikapi sesuatu. Saya pun tidak suka menjadi orang yang sensitif karena being sensitif sangat melelahkan dan membuat saya hanya punya sedikit teman. Saya menjadi sangat berhati-hati dalam pergaulan. Setiap kalimat yang saya tulis atau saya ketik disusun dengan sangat hati-hati  sehingga tidak jarang menjadi kalimat-kalimat yang kadang terkesan kaku. Semua itu karena saya terlalu takut untuk menyinggung perasaan seseorang, karena saya tau bagaimana sedihnya jika kita merasa tersinggung.


But, here i am now. Saya mencoba untuk menerima rasa sensitif itu dan berusaha menyampaikan apa yang saya rasakan kepada orang-orang di sekitar saya. Saya mencoba mengakui bahwa, yes i'm a sensitif person so it's ok. Dan ternyata orang lain pun pada akhirnya dapat belajar untuk memahami diri saya. Seandainya sewaktu-waktu saya memberi respon yang berlebihan terhadap suatu kejadian (misalnya saya sampai menangis seharian) bagi keluarga saya itu adalah hal yang wajar-wajar saja, hehehe.


Di sisi lain, selain menjadi belajar menerima perasaan diri sendiri, saya juga belajar untuk menerima perasaan orang lain. Ada satu anggota keluarga saya yang tergolong acuh tak acuh. Setiap kali berhubungan dengannya, saya mencoba menetralisir perasaan sensitif yang saya punya. Saya tidak dapat memaksa seseorang untuk menjadi peka terhadap saya. Saya hanya bisa mengontrol apa yang saya rasakan. Kalaupun ternyata sulit, saya memilih untuk lebih baik jarang bertemu dengannya, hehehe.


Begitu pula dengan kehidupan pertemanan yang saya punya. Semakin kesini rasanya dunia pertemanan saya semakin sepi. Awalnya sulit bagi saya untuk menerima kondisi ini, namun, pada akhirnya saya merasa cukup nyaman. Saya mulai percaya bahwa suatu hubungan pertemanan yang sehat bukan dari berapa banyak teman yang dimiliki namun seberapa berkualitas hubungan pertemanan itu, bukan sering tidaknya untuk saling bertemu, namun sering tidaknya untuk saling mendukung. Termasuk menerima emosi dan perasaan dominan yang dimiliki masing-masing.


Semoga pada akhirnya semua mau belajar saling menerima dan memahami, jadi nanti istilah baper sudah tidak perlu digunakan lagi, imho :) 


#mamayayasharingthoughts

Semoga bermanfaat ya :)