Learning to Start Believing

| on
April 15, 2019


Halo!

Tulisan ini sebenarnya sudah ada di postingan Instagram saya sejak bulan maret yang lalu. Walaupun awalnya untuk ikut serta di dalam DarlieXBPN, namun tulisan ini benar-benar menjadi pengingat untuk saya dalam menjalani peran sebagai seorang ibu. Tulisan ini seperti satu bagian diri yang mulai percaya bahwa saya bisa melewati setiap prosesnya bersama dengan Aliyah, dengan segala yang kami miliki, dengan ketidak idealan milik kami. Dan rasanya sangat legaa bisa menulis dari hati seperti ini :') Semoga tulisan ini juga dapat memberi manfaat untuk teman-teman yang membaca :) 

"Menjalani peran sebagai seorang ibu sejak 3,5 th yg lalu dimulai dengan perasaan ragu, apa iya saya bisa melalui segala prosesnya. Diawali dengan baby blues yang melanda dan merasa khawatir serta ketakutan melihat bayi Aliyah, sampai tidak ingin ditinggal suami bekerja karena takut terjadi sesuatu pada si anak bayi. Keraguan itu seperti mendarah daging di tubuh saya. Banyaknya informasi parenting di sosial media dengan segala bentuk ke-'idealan' bagaimana menjadi orangtua justru semakin membuat tinggi gunung keraguan itu. Saya menuntut diri untuk bisa segalanya bagi Aliyah. Saya tidak boleh lelah. Saya harus bisa seperti ini, saya harus bisa seperti itu. Saya ragu dengan diri saya sendiri. Sampai di satu obrolan dengan seorang sahabat, "Jeng, ga apa-apa kalau kamu lelah. Boleh kok kalau kamu bilang ke Aliyah kalau sedang lelah". Sejak obrolan itu, Saya mulai yakin untuk percaya bahwa tidak ada orang tua yang sempurna di dunia ini. Saya boleh merasa lelah. Saya percaya Aliyah sangat mencintai saya seperti saya mencintainya. Aliyah tidak menuntut banyak hal dari saya. Aliyah tidak menuntut mamanya harus bisa melakukan segalanya. Dengan segala keterbatasan kami, dengan segala ketidaksempurnaan milik kami, Aliyah tetap berkata "Mama, sayang. Yaya sayang mama". Ucapannya membuat saya yakin jika Aliyah percaya pada saya. Jika Aliyah percaya pada saya, maka saya harus percaya pada diri sendiri bahwa kami dapat melalui setiap proses kehidupan ini bersama, dengan segala kurang lebihnya. Saya pun juga percaya kepada Aliyah bahwa ia akan tumbuh menjadi anak yang baik-baik saja sesuai dengan fitrah-Nya. Salah satunya seperti saya percaya kepada Aliyah kalau ia dapat mengambil foto ini dengan baik 😊 Terimakasih Yaya ❤️
*Untuk semua ibu yang penuh dengan rasa khawatir, tidak apa-apa, InsyaAllah semuanya akan baik-baik saja 😊 "
Menjadi orang tua milenial dengan banyaknya informasi parenting terkadang menuntut saya untuk berusaha menjadi orang tua yang 'ideal' sesuai standar akun-akun parenting yang saya ikuti. Padahal, sebenarnya tidak ada yang mengharuskan saya untuk seperti itu, termasuk Aliyah sendiri. Saat merasa kelelahan, ternyata saya saya boleh berkata lelah pada Aliyah. Dan rasanya legaa sekali. Makin kesini, saat saya berkata lelah, "Yaya, mama capek, boleh ya mama tidur dulu sebentar" , Alhamdulillah Aliyah mengerti. "Capek ya mama" "Selamat tidur mama" saya dihadiahi kecupan di pipi. Walaupun tidak selalu juga seperti ini tapi rasanya MasyaAllah, priceless sekali...

Respon Aliyah yang menerima saya apa adanya membuat saya mulai belajar untuk percaya diri, percaya pada Aliyah, percaya pada suami saya bahwa kami dapat melalui kehidupan ini bersama dengan segala kelebihan dan kekurangan milik kami, dengan segala bentuk ketidak idealan milik kami :) Ternyata menerima segala apa yang kita miliki, kemampuan yang kita punya, berusaha untuk percaya diri bahwa we can do it by our own way dapat memberi perasaan yang jauh lebih baik, lebih bahagia dan lebih bersyukur lagi atas segala nikmat dariNya :)

Have nice day!
Be First to Post Comment !
Post a Comment