DIY SAND PAPER LETTER

| on
July 31, 2020


Halo!

Apa kabar teman-teman mama? Semoga sehat selalu ya :) Di blog post sebelumnya saya sempat berbagi cerita tentang Belajar Membaca Dengan Makna dari Buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja, yang di dalam nya ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menemani anak-anak dalam belajar membaca dengan makna, salah satunya adalah dengan mengenalkan bentuk huruf kepada anak melalui sand paper letter.

Tadinya saya tidak terlalu ngeh juga apa itu sand paper letter, hehe. Lalu setelah mencari tau, ternyata sand paper letter adalah huruf alfabet yang terbuat dari kertas amplas. Basically, karena anak-anak lebih mudah mengenal hal secara konkret dan nyata, maka sand paper letter ini dapat digunakan oleh anak untuk meraba dan menyentuh bentuk huruf alfabet sehingga bagi mereka huruf-huruf tersebut tampak konkret dan nyata. Sedangkan tulisan huruf diatas kertas ternyata bagi anak-anak adalah hal yang cukup abstrak. Oleh karena itu, harapannya dengan mengenalkan sand paper letter pada anak, anak-anak menjadi lebih mudah paham dan mengerti bentuk dari beragam huruf :)

Saya pun mencoba membuat sand paper letter untuk Aliyah di rumah karena sebelumnya sempat kebingungan mencari dimana yang menjual sand paper letter ini hehe. Yo wis lah, daripada bingung nyari-nyari yang jualan (belum lagi biasanya aparatus nya Montessori tuh agak pricey bagi saya imho :P) lebih baik dibikin sendiri saja di rumah. Tidak perlu yang super duper rapi banget yang penting dapat fungsi dan tujuannya (sebuah pembenaran dari orang yang ga bisa bikin apa-apa dengan rapi, :')) Nah, kalau teman-teman mama ingin mencoba membuat juga di rumah, saya coba sharing step by step nya versi saya yah :) Silakan bisa dimodifikasi sendiri sesuka hati setenang jiwa :)

DIY SAND PAPER LETTER 

Bahan:

1 lembar kertas amplas
2 lembar kertas karton warna
lem 

Alat:

Penggaris
Pensil
Penghapus
Gunting
Cutter (opsional)

Step by Step:

Siapkan bahan dan alat yang diperlukan. Untuk kertas amplas nya saya menggunakan kertas amplas dengan merek TOHO (saya sebenarnya kurang mengerti merek kertas amplas dan se-dikasihnya sama bapak yang jualan hehe, hanya menurut saya merek ini teksturnya pas, tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus juga, dan ketebalannya tidak begitu tebal jadi InsyaAllah lebih mudah untuk digunting). Menurut saya kertas amplas yang berwarna hitam lebih baik daripada yang berwarna merah karena huruf alfabet yang dibuat akan lebih eye catching bagi anak jika hurufnya berwarna hitam :)


Balik bagian belakang kertas amplas. Nah, di bagian belakan kertas amplas ini yang kemudian akan kita gambar huruf alfabetnya :) Sebelumnya, bagi kertas amplas menjadi kotak-kotak kecil berukuran 3,5cm X 3,5 cm agar besar huruf nantinya kurang lebih sama. Oh iya, kertasnya sebaiknya tidak digunting dulu yah, agar nantinya kita lebih mudah menggambar hurufnya satu persatu :)


Setelah gambar kotak selesai, sekarang mulai deh buat tulisan huruf alfabetnya satu persatu. Disini akan agak tricky nih karena kita menggambarnya harus secara terbalik, jadi misalnya huruf a kecil yang menghadap ke kiri harus digambar dengan menghadap ke kanan, dan begitu seterusnya untuk huruf-huruf lainnya :) Saya sendiri sempat salah juga menggambarnya hehe, untungnya karena pakai pensil jadi mudah untuk dihapus dan diambar ulang.


Cek n ricek semua huruf apakah sudah benar tulisannya atau belum. Kalau sudah langsung deh digunting satu persatu (ini bagian yang agak minta sabaarnya banyakan dikit :'D) Hasilnya nanti akan seperti pada gambar :)



Terus, siapkan kertas karton warna 2 lembar (warna nya bisa dipilih yang sesuai dengan warna favorit anak. Sama dengan kertas amplas yang dibagi kotak-kotak, kertas kartonnya juga dibagi kota-kotak. Versi saya, dibuat dengan ukuran 5,5cm X 6,5 cm atau 5 kotak mendatar dan 3 kotak menurun (lah macam TTS nih hahaha). Kalau sudah digambar kotak-kotaknya, langsung deh digunting :)


Sekarang tinggal menempelkan huruf alfabetnya ke atas kertas karton. Menempel hurufnya bisa agak di pinggir sedikit dengan tujuan anak-anak dapat leluasa membedakan tekstur yang kasar dari kertas amplas dan tekstur halus dari kertas karton :) Untuk menempel, versi saya, saya suka pakai lem Fox karena beneran multipurpose glue banget, daya rekatnya untuk kertas lebih rekat jika dibandingkan dengan lem kertas biasanya yang bening-bening itu. Untuk menempel kayu seperti stik es krim ataupun biji-bijan untuk anak-anak belajaran jauh lebih rekat juga kalau pakai lem Fox :)


Kalau sudah ditempel semua hurufnya, jadi deh sand paper letter nya :)

TIPS BERMAIN SAND PAPER LETTER

Dari buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja, cara main sand paper letter sederhana saja. Jadi kita bisa pelan-pelan mengenalkan hurufnya ke anak sedikit demi sedikit, misalnya 3 huruf saja dulu. Kita bisa meminta anak untuk meraba dan merasakan tekstur kasar dari hurufnya, mengarahkan jari nya mengikuti bentuk hurufnya, lalu meminta anak untuk menyebutkan huruf yang disentuhnya. Jika diantara huruf yang disebutkan ada yang salah, kita bisa membantu anak untuk mengingatnya dan mengulangnya lagi keesokan harinya :) 

Sand paper letter ini nantinya juga dapat manjeadi tahapan pra menulis bagi anak, karena anak secara tidak langsung mengenal alur bentuk dari sebuah huruf :) Oiya, untuk versi video DIY Sand Paper Letter ini teman-teman bisa main-main ke instagram saya @ajengnatassia disana saya highlight story sandpaperletter :)

Selesai deh sharingnya tentang DIY Sand Paper Letter. Btw, ada teman-teman mama yang pernah buat sand paper letter juga kah? Yuk, share sama-sama disini :)

Semoga bermanfaat :)








SUP IKAN MUJAIR KESUKAAN ANAK

| on
July 23, 2020


Halo!

Bagaimana kabarnya teman-teman mama? Semoga sehat selalu ya :) Di blog post sebelumnya, saya sempat menulis review buku yang setelah sekian lama tidak saya lakukan. Kali ini saya kembali mengulang ke-sekian lama-an tersebut, yaitu menulis resep masakan sendiri di blog post hehehe. Nah, kali ini saya ingin berbagi resep sup ikan yang menjadi kesukaan Aliyah. Sebelumnya saya sudah pernah berbagi resep sup ikan yang komposisi bahannya hampir sama, namun di resep ini ada beberapa bahan yang tidak saya pakai, namun ternyata rasanya juga tidak kalah enaknya :) Rasa kuah dari sup ini cenderung manis yang didapatkan dari rasa manis alami wortel, bawang bombay dan ikan mujair yang masih segar :) 


SUP IKAN MUJAIR


Bahan-bahan:

2-3 potong Ikan mujair segar 

2 buah wortel, potong sesuai selera

2-3 siung bawang merah , diiris tipis

1/2 buah bawang bombay  diiris memanjang

-/+ 2 cm jahe digeprek

1-2 batang daun bawang, diiris

3-4 lembar daun jeruk 

Garam secukupnya


Cara membuat:

  1. Bersihkan ikan, lalu beri perasan air jeruk nipis agar ikan tidak amis saat dimasak.
  2. Didihkan -/+ 750 - 1000 ml air lalu masukkan wortel bersama jahe dan bawang merah.
  3. Kemudian masukkan ikan mujair bersama daun jeruk.
  4. Setelah wortel agak lunak, masukkan bawang bombay bersama tomat dan daun bawang.
  5. Rebus sebentar sampai ikan agak matang serta tomat dan daun bawang layu.
  6. Bumbui sup dengan garam, kalau ada kaldu bubuk alami juga boleh ditambahkan namun better yang rasa ayam :)

Nah, mudah sekali kan membuat sup ikan mujairnya, hehe. InsyaAllah sup ikan mujair ini kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak-anak. Ikannya bisa diganti dengan jenis ikan yang lain seperti ikan gurami atau kakap, namun saya pribadi lebih merekomendasikan ikan mujair karena rasanya cenderung lebih manis (apalagi yang masih segar) dibandingkan dengan ikan gurami :)


Semoga bermanfaat ya :)


Selamat memasak!



BELAJAR MEMBACA DENGAN MAKNA DARI BUKU MONTESSORI: KEAJAIBAN MEMBACA TANPA MENGEJA

| on
July 21, 2020

Halo!

Rasanya sudah lama sekali saya tidak berbagi cerita dari buku yang dibaca (yaah ketahuan deh kalau akhir-akhir ini jarang baca buku :')) Terakhir cerita tentang buku yang saya bagi di blog post adalah buku Montessori Play and Learn. Sebenarnya ada lagi buku yang saya saya baca setelah Montessori Play and Learn, namun baru sempat saya bagi di instagram story saja, belum sempat di posting di blog post hehehe.
 
Nah, tahun ini, sebenarnya ada satu buku yang belum selesai saya baca di awal tahun, lalu tiba-tiba pandemi masuk ke Indonesia, membuyarkan minat baca saya (alesan lagii kan) diiringi dengan sekolah dari rumah, alhasil menambah jauh jarak saya dengan si buku :') Namun, baru-baru ada satu buku yang memaksa saya harus cepat membaca nya karena memang sangat berhubungan dengan aktivitas persekolahan Aliyah. 



Oh iya, tahun ini Aliyah Alhamdulillah resmi menjadi murid taman kanak-kanak yang notabene level belajarnya tentu saja meningkat satu level dari saat kelompok bermain. Mungkin sama kebanyakan dengan sekolah lainnya, sekolah Aliyah pun mulai mengenalkan huruf dan teknis membaca kepada anak-anak di usia taman kanak-kanak. Saya sendiri secara personal kurang sepakat, namun ya sudah lah mau mencari alternatif sekolah di tengah pandemi sepertinya kurang memungkinkan, jadi pilihannya masih dicoba dijalani dulu, toh juga masih sekolah dari rumah. Sempat terpikir untuk postpone Aliyah sekolah sementara waktu, namun pada akhirnya saya dan suami sampai di titik nothing to lose, uang pendaftaran lanjut ke taman kanak-kanak yang sudah terbayar membuat kami memutuskan untuk lanjut saja dulu sambil jalan. Kalau ternyata ditengah-tengah kurang efektif, saya dan suami sudah siap untuk mendaftarkan ulang Aliyah kembali menjadi murid taman kanak-kanak di tahun depan. 

Kembali ke belajar membaca, seiring berjalannya waktu, kami belajar untuk menerima Aliyah bertumbuh sesuai dengan 'waktunya' sendiri :) Kami, InsyaAllah akan dengan senang hati menanti setiap pencapaian barunya sebagai dirinya sendiri apa adanya :) Begitu pun dengan belajar membaca. Kami berusaha menahan diri untuk tidak memaksa Aliyah agar segera bisa membaca :) Oleh karena itu, belakangan kami jadi suka dengan pendekatan Dr. Montessori di dalam membersamai tumbuh kembang anak, walaupun dalam aplikasinya kami pilih yang paling sesuai dengan kemampuan dan kondisi kami di rumah :) 

Baru-baru ini saya membeli buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja karya Vidya Dwina Paramita, seorang Montessorian dan Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini. Dari buku ini banyak sekai insight yang didapat tentang bagaiamana membangun minat baca pada anak dan membuat mereka membaca dengan makna :) Buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja ini terhitung masih baru sekali, karena baru saja diterbitkan di bulan Maret tahun ini. Lalu bagaimana gambaran isi bukunya secara garis besar?

Mbak Vidya, penulis buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja menjabarkan proses bagaimana mengenalkan membaca kepada anak secara detail di dalam bukunya. Diawali dengan cerita tentang latar belakang "tradisi" masa lalu yang membuat anak dapat membaca namun tidak paham akan makna apa yang dibacanya. Setelah membaca bagian ini membuat saya tersadar kalau sangatlah penting untuk memperhatikan tahapan pra membaca pada anak sebelum mereka benar-benar memulai proses belajar membaca itu sendiri.

Di bagian selanjutnya, Mbak Vidya menjabarkan bagaimana tantangan pengajaran baca tulis yang dihadapi pengajar, orangtua dan anak saat ini. Menurut Mbak Vidya, ada "jembatan yang hilang" di dalam proses pengajaran baca tulis saat ini. Di satu sisi ada pendapat bahwa anak tidak boleh diajarkan baca tulis di usia pra sekolah, namun di sisi lain materi pengajaran di sekolah dasar menuntut anak membutuhkan kemampuan membaca dan menulis. Saya jadi teringat sewaktu saya kecil dulu, saya baru mulai belajar membaca saat menduduki kelas 1 SD. Namun, saat ini, anak kelas 1 SD paling tidak sudah memiliki kemampuan baca tulis. Sungguh, zaman telah berubah begitu cepat ya :')

Pada bagian berikutnya, secara berturut-turut mbak Vidya menjelaskan tentang mengapa kemampuan baca tulis anak usia dini menjadi primadona, lalu bagaimana persepsi dan definisi belajar yang sesungguhnya, kemudian tentang makna membaca yang sebenarnya sampai bagaimanan tahapan belajar membaca pada anak. Dari penjelasan mbak Vidya pada bagian-bagian tersebut, kita benar-benar bisa mendapatkan insight tentang makna membaca yang sesungguhnya. Proses dan tahapan yang kita lalui bersama anak tidak serta merta langsung mengenalkan huruf dan mengeja, namun ada proses panjang di dalamnya yang ternyata dimulai dari aktivitas anak sehari-hari. Rutin membacakan buku dan mengajak anak bercerita adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan sebagai proses pra membaca pada anak. 


Tahapan stimulasi sensorik dan motorik sewaktu anak masih usia bayi sampai balita ternyata juga mempunyai peran yang penting di dalam proses pra membaca. Kesemuanya menjadi penting untuk membuat anak cinta pada proses membaca sehingga ia dapat membaca dengan penuh makna, paham akan makna tulisan yang dibaca, tidak sekadar "ini ibu budi". Pemahaman akan hal ini sebenarnya sangat dibutuhkan bagi kita para orang tua anak "zaman now" dimana anak bisa mendapatkan informasi dengan mudah dari segala akses. Menumbuhkan minat baca pada anak menjadi penting agar setiap kali anak mendapatkan informasi singkat, diharapkan mereka akan dengan sadar mencari tahu lebih dulu kebenaran informasi tersebut dengan membaca, lalu pada akhirnya anak dapat memutuskan apakah informasi tersebut baik dan benar bagi mereka atau tidak :)

Di bagian selanjutnya dari buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja ini, mbak Vidya memberi tips tahap membaca pada anak yang dapat kita lakukan di rumah, seperti bagaimana awal mula mengenalkan huruf pada anak sampai cara anak dapat membaca sebuah cerita. Dari sini saya kembali mendapatkan insight kalau ternyata anak-anak akan lebih mudah mengenal hal yang konkret lebih dulu daripada hal yang abstrak. Tulisan huruf A diatas kertas merupakan hal yan abstrak bagi anak. Oleh karena itu di dalam metode Montessori, mengenalkan huruf pada anak dimulai dengan bentuk dan raba, seperti membuat sand paper letter (sudah dicoba dibuat untuk Aliyah, Alhamdulillah Aliyah mengajdi lebih mudah mengerti, untuk tip membuat sand paper letter InsyaAllah di blog post berikutnya ya hehe). 

Pada bagian terakhir mbak Vidya menjabarkan tentang bagaimana lima area Montessori adalah sebuah benang merah yang saling terhubung satu dengan yang lain. Beragam aktivitas sensorik dan motorik yang sederhana yang dilakukan oleh anak (yang terkadang kita anggap sepele) ternyata merupakan bekal besar bagi anak untuk melakukan tahapan baca tulis. Meraba, menyentuh, menggenggam, menarik, mendorong, melihat, membedakan bentuk besar dan kecil, membedakan warna, menarik garis, dan lain-lain kesemuanya adalah tahapan awal anak mengumpulkan bekal untuk belajar membaca dan menulis. Last but not least, ada rangkuman tanya jawab dan testimonial mengajarkan membaca pada anak yang didapat berdasarkan pengalaman dari para orangtua :)

Secara keseluruhan, buku ini benar-benar sangat membantu kita para orangtua untuk memahami makna membaca yang sebenarnya, tidak hanya anak, namun juga pada diri kita sendiri. Di saat kita ingin anak jatuh cinta pada kegiatan membaca, maka kita pun juga sebaiknya jatuh cinta pada kegiatan membaca :) Bagi saya, hal ini benar-benar membuat saya tersadar kalau memang benar sejatinya orangtua akan selalu menjadi teladan pertama bagi anak :) 

Judul Buku: Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja
Penulis: Vidya Dwina Paramita
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal Buku: 192 halaman
Harga: Rp 69,0000


Semoga sharing saya kali ini bermanfaat ya :)

Selamat membaca :)




TIPS MEMBUAT RUTINITAS HARIAN UNTUK ANAK

| on
July 19, 2020


Halo!

Apa kabar teman-teman mama? Satu minggu berlalu sejak tahun ajaran baru sekolah anak-anak dimulai, dan masih dengan kondisi yang sama, anak-anak masih bersekolah dari rumah, semoga teman-teman mama masih senantiasa setroong dan semangaat yaa *pelukan virtual kita ya*. Menyambut tahun ajaran baru kali ini, saya dan Aliyah sedang mencoba untuk lebih teratur (mau bilang disiplin tapi kok ya belum sesuai realita :')) dalam menjalani hari-hari kami berdua di rumah. Tekad bulat untuk mencoba menjalani hari dengan lebih teratur kali ini diwujudkan dengan membuat daily activities plan untuk Aliyah yang secara tidak langsung juga merupakan daily activities plan saya sehari-hari.

Ide membuat daily acitivites plan ini sebenarnya sudah sejak...... disaat Aliyah masih berusia 3 tahun, namun tertunda hingga baru terealisasi tahun ini (wow, sebuah penundaan yang bisa disambi gedein anak yang baru lahir sampai anaknya bisa lari-larian :')) Iya, begitu lah ceritanya, karena memang sewaktu Aliyah berusia 3 tahun, saya pernah mengikuti kelas membuat kesepakatan dari Keluarga Kita dan daily activities plan ini sedikit banyak merupakan hasil belajar dari kelas tersebut (meski sedikit berbeda, karena membuat kesepakatan lebih ke arah membuat aturan yang disepakati di rumah untuk membangun disiplin positif dalam keluarga :))

Saya dan Aliyah sehari-hari di rumah sebenarnya sudah mempunyai rutinitas, namun terkadang masih sangat acak, dan Aliyah juga belum begitu mengerti banyak tentang rutinitas harian. Aktivitas sekolah di rumah membuat saya yang sangat kurang disiplin ini tersadar kalau sebaiknya saya tidak menurunkan 'ke kurang disiplin an' saya pada Aliyah. Oleh karena itu, akhirnya dicoba membuat rutinitas harian bersama Aliyah dengan format yang disesuaikan dengan kemampuannya saat ini. 

Rutinitas harian yang kami buat berjudul daily activities plan, karena bagi kami ini merupakan panduan awal untuk membangun rutinitas harian yang lebih teratur. Kata 'plan' ditujukan untuk proses belajar tentang rutinitas harian yang baru dimulai dan untuk mengondisikan anak-anak yang terkadang mood nya masih suka berubah-ubah.


Pada 18 Juli 2020 yang lalu, saya berkesempatan mengikuti kelas online dari Klinik Anakku Surabaya tentang Motivation & Dicipline, Strategi Belajar dari Rumah. Di dalam materi tersebut, tante psikolog dari Klinik Anakku juga menyarankan untuk membuat rutinitas harian untuk anak selama di rumah saja, karena paling tidak, rutinitas harian dapat mengurangi stres pada anak selama masa pandemi sekaligus mendukung proses sekolah dari rumah. 

Oke, sepertinya cerita pendahuluannya sudah agak (ke)panjang(an) hehe, langsung saja, saya ingin berbagi sedikit tips dalam menyusun rutinitas harian untuk anak di rumah. Semoga tips ini dapat sedikit membantu teman-teman mama yang juga ingin mencoba membuat rutitinas harian di rumah bersama anak :)



Tips Membuat Rutinitas Harian (Daily Activities Plan)

  • Poin penting dalam membuat rutinitas harian adalah menyesuaikannya dengan usia dan kemampuan anak saat ini. Versi Aliyah, berhubung Aliyah belum bisa membaca dan juga belum bisa melihat jam, jadi rutinitas yang kami buat berdasarkan gambar :) Untuk waktu nya dibuat juga dengan gambar yang dibagi dalam 4 waktu, yaitu pagi, siang, sore dan malam :) Banyak sedikitnya aktivitas yang dilakukan juga disesuaikan dengan usia anak :) Untuk adik-adik yang berusia 3 tahun misalnya, rutinitas nya bisa dimulai dari 3-4 aktvitas saja. Untuk kakak-kakak yang sudah sekolah dasar mungkin bisa lebih kompleks dengan jam dan tulisan yang detail. Oh iya, rutinitas yang dibuat dengan banyak gambar konon akan lebih mempermudah anak karena sejatinya anak-anak lebih mudah menerima hal yang bersifat konkret seperti gambar, daripada bentuk tulisan yang bagi mereka merupakan hal yang cukup abstrak  :)

  • Melibatkan anak dalam proses membuat rutinitas harian. Saya dan Aliyah membuat daily activites plan bersama-sama agar Aliyah dapat lebih memaknai setiap proses dan tujuannya. Saya hanya menjelaskan kepadanya kalau ini adalah gambar yang biasanya dilakukan Aliyah setiap hari, mulai pagi hingga malam hari. Membuat bersama-sama akan membuat anak lebih bersemangat, merasa terlibat dan bertanggung jawab atas rutinitas harian yang dibuat bersama :)

  • Daftar rutinitas dibuat berdasarkan kesepakatan bersama. Untuk kakak-kakak hal ini akan lebih mudah karena dapat dilakukan sambil mengobrol dan diskusi bersama. Sedangkanguntuk adik-adik atau anak seusia Aliyah juga sudah mulai bisa diajak berdiskusi dengan bercerita, seperti "Aliyah setiap pagi biasanya ngapain aja". Mulai dari sini kita dapat merunut aktivitas yang biasa dilakukan oleh anak sehari-hari. 

  • Setelah jadi, daftar rutinitas hariannya dapat ditempel di tempat yang 'sangat terlihat' agar anak-anak dapat selalu 'mengintip' apa saja yang perlu dilakukan hari ini, apa yang terlewat/belum dan apa yang sudah dilakukan. Kalau misalnya masih tersedia ruang kosong pada daftar rutinitas harian anak, boleh juga dibuat tempat untuk tanda 'check' untuk aktivitas yang sudah dilakukan. Untuk tanda 'check' dapat menggunakan pensil sehingan dapat dihapus tulis lagi untuk keesokan harinya :)

  • Rutinitas harian diusahakan dilakukan secara konsisten dan sambil tetap memberi kesempatan pada anak untuk terus mencoba secara pelan-pelan dan tanpa terburu-buru. Tentunya karena masih dalam tahap belajar, diawal akan sangat banyak realita yang tidak sesuai dengan ekspektasi, jadii keep calm mama :)
Apa saja sih manfaat dari membuat rutinitas harian?

Dari kelas Motivation, Discipline: Strategi belajar dari Rumah, Klinik Anakku Surabaya yang saya ikuti, ada beberapat manfaat rutinitas harian bagi anak, diantaranya:

  • Rutinitas harian dapat membantu untuk membentuk jam biologis yang konsisten pada anak.
  • Dapat menciptakan rasa aman karena rutinitas yang terpola.
  • Membantu mengurangi stres pada anak, terutama selama pandemi dan sekolah dari rumah.
  • Menumbuhkan kedisiplinan
  • Mengajarkan tanggung jawab
  • Melatih kemandirian
Lumayan juga ya manfaat dari membuat rutinitas harian untuk anak :) Lalu bagaimana aplikasinya pada saya dan Aliyah selama 2 minggu terakhir? Alhamdulillah, Aliyah mulai belajar tentang rutinitas harian yang perlu dilakukan oleh nya sehari-hari. Aliyah mulai menyadari kalau setiap pagi "saya harus ngapain", siang "ngapain lagi ya" dan seterusnya. Terkadang Aliyah malah yang mengingatkan saya, "mama Yaya belum ini, belum itu" hehehe. Namun, namanya masih tahap belajar, terkadang juga masih ada saja yang terlewat :) 


Oh iya, membuat rutinitas harian ini bagi saya secara personal sebenarnya jadi gampang-gamang susah, karena secara tidak langsung membuat saya yang 'kurang disiplin' mau tidak mau jadi ikutan belajar dan lebih "berupaya" lagi dalam melakukan rutinitas sehar-hari. Misalnya setiap pagi harus sarapan, dari yang sebelum saat belum menyusun rutinitas harian, jam makan pagi Aliyah biasanya agak siang menuju 'brunch' sekarang menjadi lebih pagi yang berarti saya harus bergerak lebih cepat lagi. Tapi tentunya ini lebih ke arah positif bagi saya. Kalau pun sedikit kelelahan dan kewalahan, berarti waktunya beristirahat :)


Bagi teman-teman mama yang juga ingin mulai menyusun rutinitas harian untuk anak, berikut attahcment file PDF Daily Activities Plan versi saya dan Aliyah :) 



Beberapa aktivitas nya disesuaikan dengan aktivitas Aliyah sehari-hari, dan mohon maaf kebetulan ini versi nya untuk anak perempuan hehehe. Kalau ingin  membuat sendiri, untuk gambarnya bisa teman-teman mama download dari Google atau pakai aplikasi Canva :) Di dalam daily activities plan versi Aliyah ini ada beberapa aktivitas seperti sholat, mengaji, minum susu, mandi, makan, sekolah di rumah, bermain, dan lain-lain yang detail dan proses membuatnya bisa dilihat disini yaa :)


Semoga sharing saya kali ini bermanfaat ya teman-teman :)