MENGENALKAN KUMAN & PENTINGNYA MENJAGA KEBERSIHAN KEPADA ANAK MELALUI BUKU, AKTIFITAS DAN TAYANGAN #3

| on
April 20, 2020

Halo!

Nah, ini adalah blog post terakhir dari trilogi (ya kali trilogi hahaha) blog post mengenalkan kuman dan pentingnya menjaga kebersihan kepada anak. Kali ini tentang beberapa tayangan di channel Youtube yang memberi edukasi kepada anak tentang kuman dan pentingnya menjaga kebersihan. Perihal memberi screen time pada anak, tentunya teman-teman mama punya kebijakannya masing-masing dan disini saya sebatas memberi rekomendasi tayangan yang biasa saya dan Aliyah tonton bersama :)

Sepengetahuan saya tidak banyak channel Youtube anak-anak yang memberi edukasi tentang mengenalkan kuman dan pentingnya menjaga kebersihan kepada anak, dan beberapa channel berikut adalah channel yang memberi pengalaman kepada saya dan Aliyah tentang hal tersebut. Kalau teman-teman mama ada rekomendasi yang lain, plis share di kolom komen ya :)


  • NUSSA

Siapa sih yang ga suka dengan Nussa dan Rara si anak sholeh dan sholehah yang menggemaskan? Dulu awalnya Aliyah kurang begitu suka dengan Nussa. Alhamdulillah semakin Aliyah bertumbuh, Aliyah semakin suka dengan Nussa dan Rara. Melalui tayangan Nussa dan Rara, Aliyah dapat belajar berperilaku dengan akhlak yang baik (Aamiin, InsyaAllah) seperti Nussa dan Rara. Nussa pun tidak ketinggalan memberi tayangan yang mengedukasi anak tentang kuman dan pentingnya menjaga kebersihan. Meski tergolong sponsored post, namun tayangan nya bagus banget untuk mengajarkan anak pentingnya mencuci tangan agar terhindar dari kuman. Dengan ciri khas Nussa, pastinya ada nilai-nilai agama dari ayat Al Quran dan Al Hadits yang tersirat yang berkaitan dengan tayangannya :)

Cuci Tangan Yuk




  • BABY BUS
Baby Bus adalah salah satu channel Youtube favorit anak-anak, terutama anak balita. Tayangan di channel Baby Bus ada yang berbahasa Inggris ada pula yang berbahasa Indonesia. Nah, untuk tayangan mengenalkan kuman dan pentingnya menjada kebersihan kepada anak, saya share yang berbahasa Inggris ya :) Baby Bus punya banyak banget tayangan edukasi untuk anak-anak dan sejauh ini rasanya Baby Bus paling punya banyak stok tayangan edukasi untuk mengenalkan kuman dan pentingnya menjaga kebersihan pada anak. Beberapa judul tayangannya diantara lain:

Germs On Baby Kitten's Hand



Germs in My Nose


Germs Are Making A Mess in Baby Panda's


Go Away Bad Germs



  • BABY FIRST
Baby First adalah salah satu tontonan favorit saat Aliyah masih berusia 1-2 tahun. Saya sendiri juga suka dengan channel Baby First karena gerak gambarnya tidak terlalu cepat dan cukup nyaman untuk ditonton anak-anak. Untuk tayangan Baby First yang mengedukasi tentang kuman dan menjaga kebersihan, saya hanya punya satu rekomendasinya :)

Wash Your Hands



  • UPIN DAN IPIN
Upin dan Ipin si kembar tak seiras dari negeri seberang juga menjadi salah satu tayangan favorit yang ditonton kami di rumah (termasuk saya dan suami saya hehe) karena selalu ada unsur komedi di dalamnya, hihi. Ternyata Upin dan Ipin pun punya episode tentang kuman dan virus namun dalam konteks pentingnya vaksinasi sebagai upaya menjaga tubuh agar terhindar dari virus. Pesan yang disampaikan juga sangat bagus, saya dan Aliyah bisa sangat relate dengan pesannya, mungkin karena episode Upin dan Ipin yang ini kami tonton di tengah #dirumahaja dalam masa pandemi. Selain itu, episode ini juga mengedukasi anak agar berani pergi ke dokter untuk mendapatkan vaksin :)

Hapuskan Virus


  • COCOMELON
Cocomelon juga menjadi salah satu channel tontonan favorit Aliyah di rumah. Jika beberapa channel diatas lebih menyajikan tontonan dengan alur cerita, berbeda dengan Cocomelon yang lebih banyak menyajikan tontonan dengan nyanyian. Untuk adik-adik yang berusia lebih kecil biasanya suka banget dengan Cocomelon. Nah, Cocomelom juga punya nih nyanyian untuk mengenalkan kuman dan pentingnya menjaga kebersihan kepada anak :) 

Wash Your Hands Song



Nah, kurang lebih kelima channel diatas yang menjadi rekomendasi versi saya dan Aliyah untuk belajar mengenal kuman dan pentingnya menjaga kebersihan. Tentunya juga diiringi dengan penggunaan waktu untuk menonton dengan bijak :) Kalau versi teman-teman mama apa nih tontonan yang seru yang biasanya ditonton bersama anak di rumah? Yuk, share di komen yaa :)

Semoga bermanfaat ya dan sehat selalu ya :)

MENGENALKAN KUMAN & PENTINGNYA MENJAGA KEBERSIHAN KEPADA ANAK MELALUI BUKU, AKTIFITAS DAN TAYANGAN #2

| on
April 17, 2020

Halo!

Setelah di blog post sebelumnya saya sharing beberapa rekomendasi buku untuk mengenalkan kuman dan pentingnya menjaga kebersihan kepada anak, kali ini di bagian dua saya akan sharing beberapa aktifitas sederhana yang dapat dicoba di rumah untuk mengenalkan kuman dan pentingnya menjaga kebersihan kepada anak :) Semua aktifitas ini sudah dicoba juga dilakukan bersama Aliyah di rumah dan ternyata dapat membuat Aliyah paham pentingnya menjaga kebersihan dan mencuci tangannya terutama dengan menggunakan sabun. 

  • Hus-Hus Kuman Pergi

Aktifitas ini sebenarnya sudah banyak banget di sharing di media sosial, dan teman-teman mama mungkin juga sudah banyak yang tau ya :) Melalui aktifitas ini, Aliyah jadi punya bayangan wujud dari kuman di tangannya kira-kira sekecil apa (lebih kecil dari serbuk lada/ glitter) dan bagaimana sabun pencuci tangan dapat bekerja mengusir kuman dari tangannya :) Kita hanya perlu menyiapkan serbuk lada/ glitter yang ditaburkan di atas air yang sudah dituang pada piring makan serta sabun cuci tangan. Piring makan yang digunakan sebaiknya yang cenderung lebar dan rata agar serbuk lada/glitter akan lebih jelas terlihat saat menyebar :)

Jadi step by step nya adalah pertama celupkan jari tangan anak kedalam piring yang berisi serbuk lada/glitter. Setelah serbuk lada/glitter menempel di jari, celupkan jari anak ke dalam cairan sabun pencuci tangan. Lalu celupkan kembali jari anak ke dalam piring. Nanti akan terlihat serbu lada/glitter yang diumpakam sebagai kuman akan menyebar menjauhi jari anak karena cairan sabun pencuci tangan :)

Oh iya setelah dicoba, ternyata aktifitas ini hanya dapat dilakukan satu kali. Saat saya dan Aliyah mencoba mencelupkan jari kembali untuk kali kedua, ternyata sudah ga ngefek apa-apa hehehe, jadi kami kembali menyiapkan step by step nya dari awal lagi :) Efeknya bagaimana untuk Aliyah? Aliyah jadi lumayan paham banget pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun :)

  • Germs Puppets

Sebenarnya aktifitas ini berawal hanya dari mewarnai gambar kuman. Saya coba search gambar kuman yang agak gemas untuk diwarnai oleh Aliyah. Berhubung kami tidak ada printer di rumah, jadi saya coba gambar sendiri (Alhamdulillah gambarnya sederhana, jadi ga seberapa bikin pusing pala mamak :')) Aliyah suka sekali dengan gambar kumannya dan sangat antusias saat mewarnai. lalu tiba-tiba dia punya ide dengan mengambil beberapa stik ice cream, meminta saya untuk membantunya menggunting gambar lalu ia menempelkan si kuman gemas ini pada stik ice cream yang diambilnya.

Ternyata jadilah Germs Puppets, hihi. Nah, daripada Germs Puppets nya cuma dipegang-pegang begitu saja, akhirnya saya buat cerita ke Aliyah. Ceritanya sih sederhana saja, karena saya juga ga bakat mendongeng hehe. Kurang lebih intinya ada segerombolan kuman yang sedang berjalan-jalan mencari  tangan yang kotor. Lalu, kumannya menempel ke tangan Aliyah karena tangan Aliyah kotor (dilakukan dengan menempelkan puppetsnya ke tangan Aliyah).

Cerita setelahnya, Aliyah mencuci tangan dan kuman-kuman nya jadi ketakutan dan pergi (dengan pelan-pelan menurunkan puppets nya dari tangan Aliyah). Aliyah sendiri ternyata cukup menikmati cerita sederhanya dari Germs Puppets buatannya, hihihi. Oh iya puppetsnya sampai diberi nama sesuai bentuk/warnanya, ada kuman ulat, kuman stroberi, kuman durian, kuman kacang dan kuman cicak hahaha.

  • Germs Straw Blow Painting Art

Masih seputar aktifitas yang berhubungan dengan seni, kali ini kami mencoba membuat lukisan kuman. Dari contohnya, seharusnya aktifitas ini bisa diberi gambar mata dan tangan untuk lucu-lucuan tapi malah menjadi lukisan semi abstrak karya Aliyah, haha. Kalau melukis biasanya langsung dengan kuas dan cat, di aktifitas ini agak sedikit berbeda karena melukis dengan menggunakan sedotan :) Cara nya dengan menesteskan cat air di atas kertas dan dilakukan satu per satu lebih dulu. Lalu kita bisa meminta anak untuk meniupkan cat tersebut ke segala arah secara acak. Selain melatih imajinasi dan kreatifitas anak, aktifitas ini juga bagus banget untuk membantu melatih kemampuan oral motor anak dengan meniup sedotan (meniup salah satu stimulasi yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan berbicara pada anak :))

  • Benang Kuman

Nah, kalau aktifitas ini versi membuat DIY :) Beberapa anak mungkin kurang suka melakukan DIY, beberapa yang lain mungkin suka banget. Seperti Aliyah, yang sebenarnya kurang suka membuat DIY, tapi tetap dicoba dilakukan sebagai variasi aktifitas selama #dirumahaja. Cara membuat Benang Kuman ini sangat sederhana, benang wol (kalau ada, kalau ga ada pakai benang jahit juga gapapa :), atau tali-talian yang lain yang ada di rumah seperti pita, rafia, dll :)) lalu ditempelkan diatas kertas secara acak saja. Setelahnya bisa dihias dengan manik mata (kalau ga ada bisa pakai gambar mata dari kertas) diberi hidung dan tangan dari tali dengan warna yang berbeda. Bentuk hasilnya akan super gemas sih hehe. Melalui aktifitas ini, untuk adik-adik yang berusia 2-3 bisa belajar menempel dan menggunting  tali :)

  • I had A Flu

Masih di aktifitas versi membuat DIY, I Had A Flu adalah gambar anak yang ceritanya sedang bersin, hihi. Kita cukup menggambar figur si anak bersin (bisa disesuaikan juga dengan karakter anak kita :)) lalu meminta anak untuk mewarnai gambar figur tersebut. Versi saya dan Aliyah adalah gambar anak perempuan dengan poni :)) Gambarnya diwarnai oleh saya (karena Aliyah waktu itu lagi mager :')) lalu kami menempelkannya bersama-sama. Jangan lupa memberi lubang dibagian hidung ya, teman-teman mama :) Nanti kita tinggal ambil selembar tisu (boleh juga kain yang tidak terpakai :)), lalu meminta anak untuk memberi motif pada tisu seolah-olah kuman.

Cara mainnya sederhana, tinggal memasukkan tisu ke dalam lubang dan menariknya keluar sambil membuat suara bersin. Dari DIY I Had A Flu, Aliyah jadi bisa belajar kalau ia sedang bersin, ternyata ada kuman yang keluar dari dalam hidungnya. Aliyah jadi mengerti mengapa ketika ia sedang flu, ia harus menggunakan masker agar tidak menulari teman-temannya :) Satu-satunya tips versi saya dalam membuat DIY, untuk menghindari anak keburu cranky/ bosan saat menunggu kita menggambar, sebaiknya gambar dan bahan disiapkan lebih dulu ketika anak sedang tidur. Jadi saat bangung bisa langsung bebikinan deh :)


Nah, kelima aktifitas diatas adalah aktifitas yang dicoba dilakukan di rumah oleh saya dan Aliyah dalam mengenal kuman dan pentingnya menjaga kebersihan :) Kalau teman-teman mama punya aktifitas seru apa nih buat mengenalkan kuman dan pentingnya menjaga kebersihan ke anak? Yuk, share sama-sama disini, siapa tau bisa jadi ide untuk saya dan teman-teman mama yang lainnya :)

Semoga bermanfaat ya :)

Selamat bermain!


MENGENALKAN KUMAN & PENTINGNYA MENJAGA KEBERSIHAN KEPADA ANAK MELALUI BUKU, AKTIFITAS DAN TAYANGAN #1

| on
April 14, 2020

Halo!

Di blog post kali ini, saya ingin berbagi tentang beberapa rekomendasi buku, aktifitas dan tayangan untuk mengenalkan kuman kepada si anak toddlers. Saya dan Aliyah sudah mencoba nya dan ternyata lumayan dapat membuat Aliyah mnegerti tentang bahaya kuman dan pentingnya menjaga kebersihan dirinya :) Blog post untuk judul ini akan terbagi di dalam tiga bagian. Nah, yang pertama adalah rekomendasi buku yang bisa dibaca bersama anak :)


  • What Are Germs? 
Buku ini adalah buku bacaan pertama Aliyah dalam mengenal kuman (virus, bakteri, dll). Buku ini bagus banget karena gambar di dalamnya sangat kanak-kanak dengan kalimat-kalimat yang sangat sederhana. Karena bukunya juga pop-up, jadi menambah daya tarik anak dalam membacanya.


Setelah membaca buku ini, Aliyah jadi punya gambaran imajinasi bagaimana sih bentuk kuman itu, dimana saja kuman biasa hidup dan singgah, apa yang tidak boleh dilakukan untuk menghindari kuman masuk ke dalam tubuh dan berbagai penjelasan sederhana versi anak-anak lainnya.


Saya sendiri tidak membeli buku ini, melainkan saya pinjam dari @pinjambukuanakdarrel , tempat saya biasa meminjam buku secara online :) Buku ini telah dua kali saya pinjam saking sukanya, hehehe.

ALSO READ: PINJAM BUKU ONLINE SURABAYA | @PINJAMBUKUANAKDARREL


  • Germs Make Me Sick!
Buku ini sebenarnya kurang disuka oleh Aliyah karena gambar ilustrasinya (ini cuma soal selera yaa :'D) Saya sendiri suka dengan isinya yang sangat detail.


Buku ini sama bagusnya dengan What Are Germs? bahkan cenderung lebih detail.  Dari judulnya, Germs Make Me Sick!, sudah ketahuan kalau buku ini ditulis dengan bahasa Inggris,  namun tanpa disertai terjemahan. Ceritanya tersusun dari kalimat yang panjang-panjang serta gambar ilustrasi yang sedikit lebih kompleks.


Buku ini mungkin lebih sesuai untuk si kakak yang duduk di bangku sekolah dasar. Sama seperti What Are Germs?, buku Germs Make Me Sick! juga saya pinjam dari @pinjambukuanakdarrel.


  • Cerita Si Korona
Mungkin sebagian dari teman-teman mama juga sudah sangat familiar dengan Cerita Si Korona. Pertama kali saya tau Cerita Si Korona dari grup Whatsapp. Cerita Si Korona ditulis oleh mbak Watiek Ideo dan mbak Luluk Nailufar sebagai ilustratornya. Ceritanya sangat sederhanya, ilustrasinya sangat anak-anak meski awalnya Aliyah sempat mengernyitkan dahi saat melihat Si Korona, namun buku ini bagus banget karena berhasil memberi gambaran ke Aliyah apa sih Korona yang selalu disebut oleh saya, baba nya bahkan tontotan di televisi.


Dari buku ini, Aliyah jadi mengerti mengapa ia tidak bersekolah dan tidak keluar rumah (dalam konteks ini, Aliyah sudah lebih dulu membaca What Are Germs? Oh iya, Cerita Si Korona milik saya adalah hasil print dari file PDF yang legal dibagi oleh penulisnya :) Saat ini sudah tersedia buku nya dengan harga yang sangat terjangkau untuk versi yang lebih awet disimpan :) Sampai sekarang mbak Watiek Ideo dan mbak Luluk Nailufar terus menulis kelanjutan dari Cerita Si Korona dan rutin mengupdate nya di akun instagram mereka :)

Ga banyak ya ternyata rekomendasinya? hehee. Meski cuma tiga buku, tapi ternyata ketiga buku tersebut lumayan dapat memberi pemahaman kepada Aliyah tentang kuman dan pentingnya menjaga kebersihan. Versi Aliyah yang menjadi favorit adalah What Are Germs? Setelah membacanya, Aliyah jadi ga susah kalau disuruh cuci tangan, bahkan mulai sering sadar-sadar sendiri kalau rajin cuci tangan sangat penting untuk kebersihan dan kesehatan tubuhnya, hihi.

Nah, kalau teman-teman mama ada rekomendasi buku apa nih untuk mengenalkan kuman dan pentingnya menjaga kebersihan kepada anak? Yuk, share di komen siapa tau bisa jadi referensi saya dan teman-teman yang lain :)

Semoga bermanfaat ya :)






KETIKA SI ANAK TODDLERS MENOLAK MENYESELESAIKAN TUGAS SEKOLAH

| on
April 11, 2020

Halo!

Tidak terasa ya bohong ding, cukup terasa sebenarnya sudah satu bulan kita semua #dirumahaja bersama anak-anak yang sekolah di rumah dan suami yang bekerja dari rumah. Jika di awal suasana #dirumahaja masih sangat kondusif, ritme aktivitas sehari-hari masih teratur, maka ternyata setelah satu bulan berjalan, suasananya masih kondusif tapi cenderung fluktuatif :)) Apalagi soal mood mama dan anak yang harus bekerja sama menyelesaikan tugas dari sekolah. Semakin kesini tugas sekolah Aliyah sebenarnya tidak terlalu berat bahkan cenderung lebih ringan. Nah, yang menjadi tantangan adalah semakin kesini mood Aliyah semakin naik turun begitu pun dengan saya. Agar tidak keterusan dengan mood yang naik turun, saya mencoba memahami emosi diri sendiri lebih dulu, lalu mencoba memahami perasaan Aliyah.

Satu minggu setelah saya memustuskan unfollow beberapa akun sosial media portal berita, saya merasa mood saya menjadi jauuh lebih baik. Lebih sering chat dengan keluarga jauh, lebih sering video call dengan bapak, mama dan adik saya, bahkan dengan beberapa sahabat. Emosi saya menjadi jauh lebih stabil. Setelah emosi saya menjadi lebih stabil. selanjutnya, saya mencoba memahami perasaan Aliyah. Dari kelas parenting online yang sempat saya ikuti, ternyata ada yang kadang terlupa oleh kita para orangtua, kalau anak-anak juga punya perasaan. Meski mereka tampak sibuk bermain, tetapi ternyata mereka juga punya rasa bosan namun masih sulit untuk mengungkapkannya (in case untuk anak usia toddlers). Hal yang sama juga terjadi pada Aliyah. Di awal sekolah di rumah, Aliyah sangat excited melakukan dan menyelesaikan berbagai assignment, namun akhir-akhir ini ia cenderung menolak dan berujung saya pun tidak mengumpulkan assignment yang diminta (saya mencoba untuk tidak memaksa Aliyah harus mengerjakan assignmentnya dan harus mengumpulkan tepat waktu).

Lalu bagaimana pada akhirnya? Pada akhirnya Aliyah berhasil menyelesaikan assignmentnya dengan mood yang bagus dan tanpa terpaksa meski harus terlambat dua hari. Nah, apa saja yang coba dilakukan untuk mengembalikan mood si anak toddlers untuk menyelesaikan assignment dari sekolah?

1. Menyelesaikan tugas sefleksibel mungkin.

Anak-anak usia toddlers punya kemampuan dan kelebihan masing-masing. Ada yang sudah mampu beraktifitas secara teratur sesuai dengan jadwalnya, ada yang masih harus menunggu mood nya bagus dulu baru dapat memulai suatu aktifitas. Kita para ibu yang paling tau karakter anak kita sendiri. Kita dapat menyesuaikan aktifitas harian anak sesuai dengan karakter anak kita :) Membuat jadwal aktifitas untuk anak yang sudah siap dengan keteraturan, atau memulai dengan aktifitas kesukaan anak untuk membangun mood yang baik bagi anak yang perlu mood bagus untuk menyelesaikan sesuatu. Kalau versi Aliyah, karena anaknya punya temperamen yang cenderung slow to warm, maka sebelum masuk jam "sekolah di rumah" biasanya ia punya waktu untuk chillin' lebih dulu, seperti minum susu, mandi, makan, dan bermain sebentar sesukanya. Anak-anak boleh memulai kapan saja saat mereka siap :) (in case di sekolah Aliyah tidak ada video conference, dll).

Untuk durasi waktu menyelesaikan tugas pun dibuat sefleksibel mungkin. Memberi jeda istirahat, atau selingan kegiatan lain bisa menjadi pilihan saat anak merasa sudah lelah atau bosan :) Nanti, kita bisa bertanya kembali apakah mereka sudah siap atau belum untuk kembali menyelesaikan tugasnya. Nah, sama seperti anak, kita pun boleh meminta jeda saat merasa sedikit kelelahan atau perlu mengerjakan pekerjaan lainnya. Misalnya kita perlu mencuci piring sebentar, kita boleh bilang ke anak kalau sedang butuh waktu untuk mencuci piring dan akan kembali belajar dan bermain bersama setelah kegiatan mencuci piring selesai. Tips nya, pastikan kita benar-benar kembali kepada mereka saat pekerjaan kita selesai :) Hal ini sekaligus dapat membangun trust anak kepada kita. InsyaAllah, anak menjadi lebih mudah diajak bernegosiasi di kemudian hari (saya punya pengalaman ini bersama Aliyah :)). Oh iya, kita juga bisa mengajak anak untuk terlibat di dalam kegiatan kita sebagai pengisi waktu jeda mereka. Membantu mencuci piring dengan senang hati mereka lakukan karena itu tandanya mereka boleh bermain busa sabun dan air. It's kind of happiness for them hihihi.

2. Menurunkan standar

Kita para ibu, secara sadar ataupun tidak, pasti punya standar tertentu dalam membersamai anak di rumah. Di situasi pandemi seperti sekarang ini, ataupun kondisi tidak stabil lainnya, kita boleh menurunkan sedikir standar kita dari kondisi normal seperti biasanya. Mungkin ini masih berkaitan dengan fleksiblitas di point 1, dengan tambahan tidak menaruh ekpektasi yang terlalu tinggi pada anak. Di luar konteks menyelesaikan tugas pun, sedikit menurunkan standar dapat dilakukan dalam konteks yang lain misalnya saat anak ingin bermain diluar namun kita merasa was-was. Yang tadinya tidak boleh sama sekali bermain diluar, sekarang boleh bermain diluar saat tidak terlalu ramai, dengan batasan waktu tertentu misalnya (tentu ini mungkin akan berbeda di setiap lingkungan rumah). 

3. Permainan kata

Di awal minggu #dirumahaja, saat Aliyah dan saya  akan memulai sekolah di rumah, saya akan dengan gamblang mengajaknya dengan berkata "Yaya, ayuk sekolah di rumah sama mama yuk", dengan mudahnya Aliyah langsung mengiyakan karena waktu itu ia masih sangat excited. Nah, belakangan saat semangatnya mulai menurun, kalimat tersebut tidak lagi efektif, bahkan saya mendapatkan respon penolakan dari Aliyah. Akhirnya dicoba mengganti kalimat tersebut dengan " Yaya, ayuk main diluar yuk" jika tugas sekolah yang diberikan seperti berolahraga misalnya. Ternayata kata "main" menjadi daya tarik nya saat ini. Mencari pilihan kata pengganti ajakan sesuai dengan minat anak saat ini bisa jadi trik untuk mengajak anak menyelesaikan tugasnya tanpa paksaan :)

4. Memahami perasaan anak

Akan selalu ada alasan atas sebuah jawaban, begitu pula dengan jawaban penolakan dari anak saat menolak untuk menyelesaikan tugas sekolah. Mencoba berbicara kepada anak dari hati ke hati saat mood kita dan anak sedang bagus dapat dilakukan untuk mengetahui alasan penolakan mereka untuk menyelesaikan tugas dari sekolah, meski jawabannya dari si anak usia toddlers ujung-ujungnya random saja, atau cuma sekedar "nggak suka". Kalau jawaban yang diberi adalah "ngga suka" kita bisa bertanya lagi, ga suka apanya, dimananya, apakah gambarnya atau tulisannya. Intinya kita dapat menunjuk secara detail setiap detail tugas anak untuk menemukan bagian mana yang tidak disuka olehnya. Karena biasanya kalau kita hanya balik bertanya 'kenapa ga suka' biasanya ujung-ujungnya jawabannya tetap 'nggak suka' titik, hahaha. Beberapa alasan dari Aliyah biasanya karena tidak suka gambarnya, atau ia sedang tidak suka difoto atau divideo terus-terusan. Mungkin di dalam batinnya 'mama, plis i need a privacy' wkwkwk.

Eh, tapi beneran loh teman-teman mama, anak juga bisa merasa sangat terganggu kalau kita foto atau mengambil gambar mereka terus. Kita bisa mencoba untuk berefleksi bagaimana rasanya menjadi anak, yang kalau tiap ngapa-ngapain di fotoin atau divideo-in melulu. Agak ganggu kan ya, lama-lama. Biasanya saya akan ijin dulu ke Aliyah jika akan memgambil gambar dirinya. Kalau Aliyah merasa kurang nyaman, maka yang diambil gambarnya hanya tangannya saja, atau alternatif lainnya bisa pakai tripod untuk mengurangi visual Aliyah yang melihat saya memegang kamera. Tripod juga bisa membantu saya untuk tetap bisa berinteraksi dengannya, melihat mata ke mata secara fokus, dan InsyaAllah Aliyah merasa jauh lebih nyaman :)

Last but not least, selain dari keempat poin diatas yang juga penting adalah tetap menjaga mood kita dalam kondisi bagus saat menemani anak sekolah di rumah. Saya sangat memahami bahwa hal ini bukan perkara yang mudah karena saya sendiri pun kadang moodnya masih naik turun. Namun ada satu hal yang selalu menjadi pengingat bagi saya agar berusaha semangat menemani Aliyah adalah pengalaman  masa kecil saya. Saya punya pengalaman masa kecil yang pernah diajarin perkalian dengan bapak tapi pakai sedikit esmosi (maaf ya pak, I remember that, but thanks so much Pak, now I learned to teach Yaya better, hehe).

Tidak bisa dipungkiri, inner child kita membuat kita belajar banyak sekali. Yang tidak enak, tentu saja  membuat kita tidak ingin terulang kepada anak kita. Percayalah, saya adalah hasil anak yang diajarin dengan sedikit esmosi, dan setelahnya, saya jadi trauma kalau mau minta diajarin lagi. Lalu pada akhirnya saya memilih belajar sendiri, membuat diri merasa sendiri an, dan berujung nilai rapor yang jeblok kala itu. Kalau banyak quotes jokes tentang ini, percayalah this not a joke  to your kids. Lalu, bagaimana supaya mood kita bagus? Kita bisa mencoba melakukan me time sambil refleksi apa saja yang mempengaruhi mood kita, dan mencoba mengurangi jika pengaruhnya kurang bagus dan menambahkan jika ternyata membuat mood kita menjadi lebih baik. Ataupun bisa sesederhana mandi dulu, makan dulu, atau scrolling IG dulu (hati-hati biasanya yang ini suka kebablasan :P) dan kita bisa memulai menemani anak kapanpun ketika kita siap :)

Nah, kalau teman-teman mama, apa nih yang menjadi tantangan membersamai anak sekolah di rumah? Yuk, share sama-sama di sini :)

Semoga bermanfaat ya :)


Disclaimer: Saya bukanlah seorang expert di bidang parenting/ psikologi. Tulisan diatas ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, yang mungkin saja kondisinya bisa berbeda dengan kondisi teman-teman mama :)





Pandemic, Anxiety & Feeling Better

| on
April 04, 2020

Halo!

Bagaimana kabarnya teman-teman mama setelah masuk hitungan puluhan hari #dirumahaja? (last post nanya kabar, sekarang nanya kabar lagi?) Nanya kabar terus karena saya menyadari, dan mungkin kita semua menyadari basa basi ini feel better di tengah kondisi pandemi yang masih melanda. Semoga teman-teman mama semua sehat selalu ya :) Kalaupun ada yang sedang kurang sehat, semoga lekas fit lagi badannya :) Aamiin

ALSO READ: THIS TOO SHALL PASS, INSYALLAH...

Sebenarnya saya ingin sharing ini di instagram story, tapi entah kenapa IG story saya error, dan saya putuskan untuk menulisnya di blog post agar tidak keburu lupa. Sebenarnya masih tentang pandemi covid-19. Kemarin saya sempat mengobrol dengan suami saya. 

"Aku lega, aku habis unfollow beberapa portal berita di instagram" kata saya waktu itu. 
"Lho kenapa?" tanya suami saya. 
"Ga apa-apa, aku suka baca komen dan komennya negatif semua. Terus jadinya aku kebawa emosi" kata saya. 
"Oh kamu tipe yang mudah terpengaruh ya?" kata suami saya. 
"Engga sih sebenarnya. Hanya itu seperti masuk ke dalam bawah sadar dan membawa energi negatif ke aku. Aku percaya kalau kita suka liat/baca yang negatif, pikiran kita pasti negatif. Ya kan?" kata saya lagi.
"Hmmmm" suami saya hanya menjawab itu (sebenarnya ada sedikit debat diantara kami, karena kami beda persepsi soal ini. Tapi it's oke. Kami bisa saling menerima persepsi masing-masing dan tidak saling memaksakan satu sama lain.

Saya sendiri tidak tahu apakah langkah yang saya lakukan sudah tepat atau belum. Apakah termasuk denial atau tidak. Tetapi, soal pandemi ini memang sudah cukup banyak menguras tenaga dan pikiran kita kan? Di blog post sebelumnya saya sempat menulis hal positif atau hikmah dibalik pandemi ini. Bukan untuk denial, tapi memang sejatinya selalu ada kebaikan dari apa-apa yang Allah SWT kehendaki untuk kita semua. Saya sendiri memutuskan untuk mengurangi mengonsumsi berita tentang pandemi covid-19 karena yah selain memang kadang saya gabut dan secara tidak sadar suka baca-baca komen tidak jelas, saya punya kenderungan mudah gelisah atas sesuatu. Kemudian berujung cemas dan sulit tidur. Walaupun kalau dipikir atau ditanya apa yang membuat saya cemas dan gelisah, pasti jawabannya tidak tahu. Dan i feel so much better setelah me-unfollow beberapa portal berita tersebut. Saya memutuskan untuk akan mencari informasi saat saya merasa siap dan perlu, dalam kondisi emosi dan perasaan yang jauh lebih baik dengan intensitas yang mungkin hanya sesekali saja. Sisanya, saya melakukan semaksimal mungkin yang saya bisa untuk membantu pemerintah, para dokter dan orang sekitar saya dengan tetap diam di rumah dan tetap menjaga kesehatan dan kebersihan.

Kita semua punya cara masing-masing dalam menghadapi dan menyikapi pandemi ini. Ada yang merasa sangat berat karena Qadarullah merasakan langsung kondisi terjangkit atau sanak keluarga ada yang terjangkit. Ada yang mungkin masih biasa-biasa saja karena belum merasakan, Naudzubillah. Saya sangat mengerti hal ini, karena hal ini membawa saya kepada kejadian 6-8 tahun yang lalu disaat kami sekeluarga berjuang menemani rahimahullah adik melawan kankernya. Sampai pada akhirnya Allah berkehendak lain, dan adik berpulang. Sejak itu saya menjadi tau bagaimana sakitnya perasaan seseorang yang kehilangan. Sejak itu pula saya menjadi mudah cemas dan gelisah. Aliyah sakit sedikit, pikiran saya sudah bercabang kemana-mana. Dan rasanya sangat tidak enak. Kita memang tidak pernah tau bagaimana rasanya mengalami satu  kejadian yang tidak enak sampai kita benar-benar mengalaminya sendiri.

Pengalaman kita di masa lalu membuat masing-masing dari kita punya cara tersendiri menyikapi pandemi ini. Mungkin yang sedikit bercanda belum tentu benar-benar bermaksud untuk bercanda. Bisa jadi itu adalah bentuk pertahanannya melawan kegelisahan. Yang memposting hal lain yang menyenangkan belum tentu tidak peduli. Yang ingin merasa lari dari rumah, belum tentu 'suasana' rumahnya  sama nyamannya dengan yang lain. Tidak semua bisa leluasa berbelanja online. Ada yang masih ketar-ketir harus pergi ke pasar setiap hari. Yang mulai merasa bosan di rumah, belum tentu benar-benar bosan, karena kalau di swicth harus keluar rumah terus tanpa henti, pasti juga belum tentu siap kan? Kalau sebelum pandemi, bermain media sosial semakin menantang dan membuat kita harus benar-benar bijak menyaring setiap informasi yang kita terima, selama pandemi ini menjadi lebih semakin menantang lagi karena kita benar-benar harus jaauhhh lebih bijak menyerap informasi dan menyesuaikannya dengan keadaan dan kondisi kita in real life.

Kita tidak harus mengikuti gaya influencer how they spent #dirumahaja kalau memang kita punya kondisi #dirumahaaja yang sedikit berbeda. Kita tidak harus ikutan bikin mainan anak-anak kalau memang kita tidak ada passion ke sana, karena setiap ibu juga unik dan punya bakatnya masing-masing. Selalu ada cara versi kita sendiri untuk menemani anak-anak main di rumah :) Kalau terbiasa dengan yang ribet, go.. keep it ribet kalau kita bahagia dengan itu (ada ya orang suka ribet? ada, adik perempuan saya buktinya hehehe). Then keep it simple kalau kita tidak suka yang ribet-ribet. The point is, di tengah pandemi seperti sekarang ini, dimana semua rasanya serba sulit, kita punya hak untuk memilih mana yang saja yang sesuai dengan kondisi dan keadaan kita sekarang dan paling tidak membuat kita merasa sedikit lebih baik (meski merasa cemas dan gelisah luar dalam). 

Sebagian dari kita sangat aware terhadap pandemi ini. Namun, di sisi lain, ternyata sebagaian lagi mulai ada yang berani hanging out kumpul-kumpul sampai harus diamankan polisi atau orang-orang di daerah kecamatan saya misalnya, dengan masih cueknya berjualan makanan tanpa masker dan mengambil makanan dengan tangan telanjang, tangan yang habis digunakan memegang uang kertas. It's hard. Saya tidak membela pemerintah yang bagaimana-bagaimana tapi memang tidak mudah mengatur 200 juta lebih kepala dengan pola pikirnya masing-masing. Memang langkah yang diambil tidak boleh lempeng, tapi apapun itu semoga membawa dampak yang baik untuk kita semua. 

Overall, saya percaya kita semua bisa melalui ini sesulit apapun kondisinya saat ini. Mengingat pengalaman sulit dimasa yang lalu (walaupun sebenarnya perlu berbesar hati untuk mencoba mengingatnya) yang berhasil dilewati ternyata cukup membantu untuk menguatkan di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini.



Oh iya, untuk teman-teman mama yang terkadang merasa anxiety seperti saya, ternyata ada doanya untuk membantu kita merasa lebih baik:) Saya sempat baca di IG @yaqeeninstitute sebuah doa dari Al-Hadist, Abu Dawud. Doa nya bisa dibaca sebanyak 7 kali saat sedang merasa cemas dan gelisah.

InsyaAllah kita senantiasa disabarkan dan dikuatkan ya :)

Allah Maha Baik 💙