Andai Jadi Pemimpin, Ini Yang Akan Kulakukan Untuk Pendidikan Di Indonesia

| on
November 16, 2020

 


Halo!

Tidak terasa, Insya Allah sebentar lagi Aliyah, anak saya, menginjak usia sekolah dasar. Setiap kali teringat akan hal ini, setiap kali itu pula saya merasa sedikit resah sekaligus bingung akan memilih sekolah yang seperti apa untuk Aliyah saat sekolah dasar nanti. Apakan sekolah negeri atau sekolah swasta? Atau baiknya homeschooling saja? 


Pada dasarnya pemilihan sekolah untuk anak memang sebaiknya kembali pada kemampuan dan karakter masing-masing anak. Namun, satu yang juga penting adalah bagaimana kualitas pendidikan yang dimiliki oleh sekolah atau bahkan kualitas pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.


Kualitas Pendidikan di Indonesia Terkini


Saya sebenarnya percaya kualitas pendidikan di Indonesia sedang ditingkatkan, namun dari beberapa data menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari survei PISA (Programme for International Student Assessment) pada Desember 2019 yang lalu, Indonesia menduduki peringkat ke 72 dari 77 negara. Posisi ini jauh di bawah negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. PISA sendiri merupakan rujukan dalam menilai kualitas pendidikan di dunia, seperti kemampuan membaca, matematikan dan sains.


Jika ditarik mundur kebelakang, ada banyak faktor yang menjadi penyebab masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas guru atau pengajar menjadi faktor utama. Menurut pengamat pendidikan Budi Trikorayanto, kompetensi guru di Indonesia masih tergolong rendah jika dilihat dari hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) yang masih dibawah rata-rata.


Kondisi ini diperparah dengan misalnya ada dua mata pelajaran yang diajarkan oleh satu guru, padahal guru tersebut sejatinya hanya menguasai satu mata pelajaran saja. Belum lagi profesionalisme guru yang belum memadai dan menjalankan fungsinya secara menyeluruh seperti yang tercantum di dalam Pasal 39 UU No.20 Tahun 2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaranm melakukan pebimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian, dan melakukan pengabdian masyarakat. 


Selain dari segi kualitas guru, tingkat kesejahteraan guru pun masih tergolong rendah. Sangat sedih jika mengingat hal ini karena sejatinya guru adalah pintu utama jalan masuknya ilmu pengetahuan ke anak-anak kita, selain orangtua tentunya,


Kesenjangan pendidikan menjadi faktor kedua menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Indonesia adalah negara yang sangat luas dengan cakupan daerah sampai ribuan pulau. Pendidikan yang didapatkan oleh anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan belum tentu sama dengan pendidikan yang didapatkan oleh anak-anak yang tinggal di daerah pedesaan. Padahal semuanya sama, sama-sama akan tumbuh menjadi generasi penerus bangsa. Fokus akan pendidikan bagi anak di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) masih belum diberikan secara maksimal.


Faktor ketiga yang menjadi penyebab masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan yang masih tergolong kuno, jika dibandingkan dengan zaman yang serba digital seperti sekarang, mulai dari kurikulum dan aturan-aturan yang berlaku. Teman-teman mama mungkin ada yang ingat beberapa waktu yang lalu saat pendaftaran murid baru yang menggunakan sistem rayonisasi. Anak-anak hanya bisa mendaftarkan diri di sekolah dekat tempat tinggal mereka. Tujuannya sebenarnya baik, untuk pemerataan pendidikan, namun, hal tersebut belum diiringi dengan pemerataan kualitas pendidikan di tiap-tiap sekolah. 


Sebenarnya masih banyak lagi faktor yang menjadi penyebab masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Kita masih perlu banyak berbenah. Kabar baiknya, saat ini, pembenahan mulai pelan-pelan dilakukan. Anggaran untuk pendidikan dari APBN pun telah dikucurkan dalam jumlah yang tidak sedikit. Sebsar 20% dari APBN telah dialokasikan untuk anggaran pendidikan. Besarannya mencapai Rp 505,8 triliun. Dengan jumlah anggaran sebesar ini, seharusnya anggaran bukan lagi menjadi masalah utama penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.


Semua pihak benar-benar perlu saling bekerjasama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Semua perlu berkontribusi, semua perlu saling mengawasi. Kalau kata Bu Najeela Shihab, "semua murid, semua guru". Anak belajar tidak hanya dari guru semata. Bisa dari siapa saja. Pendidikan saat ini bukan lagi terbatas hanya ke sekolah, duduk, dan mengerjakan tugas. Pendidikan memiliki makna yang jauh lebih luas. Para generasi muda saat ini tidak lagi menjadi objek pendidikan semata namun juga dapat berperan menjadi subjek dari pendidikan itu sendiri.



Lalu, bagaimana peran generasi muda untuk dapat berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia? 


Saya secara pribadi sangat salut dengan teman-teman generasi muda yang mulai bergerak untuk ikut berkontribusi di dalam dunia pendidikan. Sebut saja Belva Devara dan Iman Usman yang punya Ruangguru, startup yang bergerak di bidang pendidikan. Generasi muda dapat menjadi penggerak yang membawa dampak yang besar. Di era 4.0 ini peran generasi muda dapat diwujudkan melalui kontribusi nyata untuk saling belajar dan berkarya di dunia digital. Karakter dari generasi muda juga menjadi penentu baik tidaknya kualitas pendidikan.


Sekali waktu saya sempat berandai-andai, jika menjadi pemimpin di Indonesia, sebagai generasi muda apa yang akan saya lakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia?


Seandainya saya menjadi pemimpin di Indonesia, saya akan banyak belajar dari negara Finlandia yang terkenal dengan kualitas pendidikannya yang terbaik di dunia untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negeri tercinta. Profesi guru akan sangat dihargai dan dihormati. Nantinya, seseorang yang ingin berprofesi menjadi guru paling tidak harus menyelesaikan pendidikan profesi seperti halnya profesi kedokteran. Imbalan yang diterma guru pun akan jauh lebih besar, kesejahteraan mereka akan jauh lebih terjamin. Kalau sudah begini, harapannya anak-anak generasi muda juga akan tergiur untuk menjalankan perannya berprofesi sebagai guru.


Setiap guru nantinya akan dibekali dengan ilmu psikolog yang berkaitan untuk memahami kebutuhan dan karakter yang dimiliki oleh masing-masing peserta didiknya. Dari sini, pendidikan berbasis karakter akan jauh lebih mudah untuk diaplikasikan. Nantinya setiap anak akan punya kesempatan yang sama sesuai dengan minat dan bakat yang mereka punyai.


Masih dalam andai saya menjadi seorang pemimpin, maka saya akan mencoba untuk menyetarakan kualitas pendidikan yang didapatkan oleh semua anak. Tidak akan ada sekolah negeri atau swasta. Pemerintah akan mengambil alih urusan persekolahan, dan menyamakan semua standar kurikulum dari hulu ke hilir, dari Sabang sampai Merauke. 


Sebaran guru pun akan disama ratakan sampai ke pelosok Indonesia seperti daerah 3T yang biasanya kurang mendapatkan perhatian. Mungkin bisa dengan seperti setiap orang yang telah selesai menjalankan pendidikan profesi keguruan, sebagai awalnya ia akan diwajibkan untuk memiliki pengalaman mengajar di daerah 3T lebih dulu dalam jangka waktu tertentu.



Lalu, saya akan menggandeng para generasi muda untuk berkolaborasi menciptakan sistem pembelajaran yang ramah dan sesuai dengan era 4.0 seperti ikut serta mengisi kelas baik secara online maupun offline. Tidak lupa untuk mendukung mereka untuk membentuk perkumpulan atau komunitas-komunitas yang fokus akan isu-isu pendidikan.


Perbaikan akan fasilitas dan sarana pendidikan juga akan dilakukan. Sudah menjadi rahasia umum jika bangunan-bangunan sekolah banyak yang rusak dan butuh perbaikan. Hal ini sebenarnya bukan menjadi halangan untuk berhentinya kegiatan pendidikan. Belajar bersama di halaman atau padang rumput akan menjadi hal yang baru dan seru untuk dilakukan bersama-sama. Waktu bermain untuk anak akan lebih banyak diberikan dan pekerjaan rumah akan lebih dibatasi karena membuat tugas sekolah telah dilakukan dengan baik bersama guru di sekolah. Tidak lupa, berbagai penelitian dan riset dilakukan dalam rangka pengembangan pendidikan di Indonesia.


Pada akhirnya, harapan saya, semoga pendidikan di Indonesia menjadi semakin baik dan berkualitas di masa depan, anak-anak generasi penerus bangsa tumbuh dengan bahagia dan siap menghadapi tantangan di masa depan karena telah dibekali dengan pendidikan yang berkualitas. Amin :)


Semoga bermanfaat ya :)





Be First to Post Comment !
Post a Comment