CERITA MENYAPIH ALIYAH

| on
February 06, 2018

Hai hai Ibu,  apa kabar? :) Semoga selalu sehat dan semangat ya bu! :) Di blog saya kali ini saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya menyapih Aliyah. Ibu ada sedang menyapih atau akan menyapih anaknya juga ga?  Semoga cerita saya kali ini dapat memberi manfaat dan semangat ya bu :)

Saya menyusui Aliyah selama kurang lebih 2 tahun 2 bulan. Selama itu pula Aliyah selalu menyusu langsung dari saya karena Aliyah memang tidak bisa pakai dot sejak bayi. Awal cerita proses menyapih Aliyah sebenarnya saya nekat saja :D.  Bisa lah kalau mau dikatakan dengan modal Bismillah :). Sebelum menyapih Aliyah, saya sempat membaca beberapa pengalaman menyapih blogger favorit saya, diantaranya mbak Andra Alodita dan Tanya Larasati. Setelah membaca artikel mereka,  semakin bulat tekad saya untuk menyapih Aliyah. 

Saya sebenarnya tidak punya teknik khusus dalam menyapih Aliyah. Beberapa bulan sebelum disapih (-/+ 2 bulan, saya kurang ingat)  Aliyah selalu saya 'doktrin' dengan kata-kata 'Aliyah sudah jadi anak besar sekarang,  setelah ulang tahun nanti Aliyah sudah ndak entin mama lagi ya'. Kenapa ulang tahun? Karena Aliyah senang sekali dengan ulang tahun entah baju ulang tahun, kue ulang tahun, lilin dan yang paling utama sih kayaknya balonnya :D. Siapa pun yang ulang tahun,  dia selalu bahagia. Jadi untuk sebagai 'tanda' ya saya pakai patokan saat dia ulang tahun saja.  

Apakah langsung berhenti saat ulang tahunnya tiba?  Jelas tidak :D.  Proses menyapih ternyata tidak sesederhana yang saya kira. Bukan Aliyah yang belum siap,  tapi saya yang belum siap.  Saya masih tidak ada ide sama sekali akan menyapih dengan cara apa,  dan bagaimana menghadapi Aliyah nantinya.  Jadi ya,  setelah 2 bulan berlalu setelah hari ulang tahun Aliyah yang kedua,  setelah membaca artikel yang saya sebut diatas dan berbarengan dengan event sale buku-buku impor di Surabaya,  saya memutuskan untuk menyapih Aliyah. Sederhana saja sebenarnya,  saya berniat membeli beberapa buku untuk Aliyah di event sale tersebut dengan harapan buku-buku yang saya beli dapat mengalihkan perhatian Aliyah dari kegiatan menyusu. 

Sebelum menyapih,  saya berkomunikasi dengan suami saya,  dan kami membuat beberapa kesepakatan bersama.  Kami harus sama-sama ataupun bergantian menemani Aliyah yang mungkin akan sangat rewel dalam proses disapih. Setelah kami sepakat, dan saya yakin dengan Aliyah juga diri saya sendiri,  saya mulai proses menyapihnya. 

Saya menyapih Aliyah hanya dengan mengoleskan bubuk kopi basah ke nipples saya. Sangat konvensional ya?  :D Saat itu siang hari seingat saya.  Aliyah melihat nipples saya dengan agak bingung,  dan setelah Aliyah mencoba menyusu,  dia kemudian menolak.  Mungkin Aliyah merasa pahit :D Saya kemudian berkata pada Aliyah 'Entin mama sakit,  Ya, jadi Aliyah ndak bisa entin lagi. Ini aja mama kasih obat' . Aliyah biasanya langsung mengerti jika saya berkata seperti itu,  dengan ekspresi mengerutkan alisnya.  Kemudian,  setiap kali Aliyah meminta untuk menyusu,  saya akan buru-buru ke dapur dan mengoleskan kopi basah lagi ke nipples saya. Selalu berulang seperti itu setiap kali Aliyah ingin menyusu. 

Hal yang tidak mudah dan butuh kesabaran ekstra adalah menghadapi kegelisahan Aliyah karena tidak bisa menyusu.  Aliyah jadi agak sulit tidur,  dan bisa tidur jika benar-benar kelelahan karena menyusu sebenarnya adalah kegiatan untuk mengantar Aliyah tidur.  Setiap malam Aliyah baru bisa tidur menjelang tengah malam,  dan terbangun dini hari meminta menyusu tapi karena tidak bisa, Aliyah akan menangis rewel. Lalu saya biasanya akan mengajak dia bermain,  membaca buku cerita ataupun menonton baby tv. Dini hari menonton tv pun pernah kami lakukan. Bangun jam 2 malam,  dan baru ingin tidur saat jam 4 pagi pun pernah :D 

Saat dini hari saya yang bertugas menemani Aliyah.  Suami saya biasanya menemani Aliyah sekitar jam 9 sampai jam 12 malam,  karena dia harus bekerja besok harinya.  Nah,  saya akan tidur sebentar saat suami saya yang menemani Aliyah.  Sesuai kesepakatan di awal, kami bergantian menemani Aliyah. Namun,  saat weekend kami berdua bersama-sama menemani Aliyah. 

Aktivitas begadang ini berlangsung -/+ 1 minggu-2 minggu.  Setelah 2 minggu pelan-pelan Aliyah mulai beradaptasi dengan kebiasaan barunya.  Jam tidurnya mulai teratur.  Nafsu makannya jauh lebih lahap. Saya akhirnya mengenalkan dot pada Aliyah untuk berjaga-jaga supaya Aliyah merasa nyaman ketika akan tidur. Aliyah juga suka minta digaruk punggungnya ketika sudah mulai mengantuk sampai akhirnya tertidur. 

Setelah disapih,  Aliyah saya beri susu pasteurisasi ataupun susu UHT.  Oh iya,  secara psikologis menurut saya Aliyah menjadi anak yang lebih dewasa setelah disapih :).

Dari cerita saya di atas,  mungkin ini beberapa poin yang utama yang bisa saya share untuk Ibu :)
1. Berkomunikasi dengan suami sebelum proses menyapih dimulai supaya kita ada 'temannya'. :)
2. Berkomunikasi dengan anak,  bisa dengan cara apapun yang menurut Ibu akan mudah diterima oleh anak. Hanya ibu yang dapat memahami anak ibu seperti apa, dan dapat dinegosiasi dengan cara apa :)
3. Mempersiapkan bahan permainan,  buku,  atau apapun yang dapat mengalihkan anak dari kegiatan menyusu. 
4. Ekstra sabar. Ekstra sabar sangan dibutuhkan dalam proses menyapih. Beberapa momen dalam menyapih terkadang memancing emosi kita, tapi jika kita melihat anak yang juga mengalami kegelisahan yang kurang nyaman karena disapih,  In Syaa Allah kita pasti bisa jauh lebih sabar :).
5. Konsisten.  Sebenarnya yang sulit dalam proses menyapih adalah menyapih Ibu-nya,  bukan anaknya,  karena sebelumnya jika anak sedang rewel atau mengantuk,  mudah saja bagi kita untuk menyusui-nya agar anak merasa nyaman. Namun,  dalam proses menyapih tidak boleh lagi seperti itu.  Ingat kembali komitmen di awal untuk menyapih anak.  Jadi,  konsisten terhadap diri kita sendiri juga merupakan hal yang penting dalam proses menyapih :)
6. Memulai menyapih sebaiknya saat siang hari. Saya memulai menyapih Aliyah saat siang hari,  seperti cerita saya diatas karena di salah satu artikel kedokteran yang saya baca,  proses menyapih sebaiknya dimulai saat siang hari, sebab anak cenderung ingin menyusu di pagi dan malam hari untuk kenyamanan.  
7. Fleksibel terhadap waktu memulai proses menyapih.  Di awal ingin menyapih,  saya memutuskan untuk menyapih Aliyah tepat saat Aliyah umur 2 tahun.  Namun,  pada akhirnya saya menundanya 2 bulan kemudian karena saat itu saya meyakini saya dan Aliyah sudah siap untuk melalui proses menyapih. Menentukan tenggat waktu untuk menyapih adalah hal yang baik namun Ibu yang paling tahu kapan waktu yang tepat untuk memulai proses menyapih :)

Nah,  selesai deh sharing saya cerita proses menyapih Aliyah.  Semoga bisa memberi manfaat ya, Ibu :)

Have a nice day! 

Disclaimer: Setiap pengalaman menyapih anak adalah unik.  Bisa saja pengalaman saya dan ibu berbeda :)

Be First to Post Comment !
Post a Comment