MAMA, IBU, BUNDA atau?

| on
March 27, 2019

"Mbak, aku nanti kalau punya anak mau nya dipanggil Ibu ah sama anakku" begitu kata adik saya saat kami sedang mengobrol.
"Lha, kenapa gitu?"
"Ya ga kenapa-kenapa juga, suka aja. Bagus, seperti orang-orang Jawa gitu." katanya lagi.
"Oh,.."
"Eh, mbak tau ga, ada loh arti-artinya kita manggil anak kita apa. Aku pernah baca di artikel mana gitu, jadi kalau dipanggil Ibu sama anaknya, seperti punya norma-norma yang idealis gitu. Kalau dipanggil Mama, berarti posesif sama anaknya. Kalau Mami itu, seperti memanjakan gitu. Kalau Bunda...ehm apa ya aku lupa. Gitu lah pokoknya" jelas adik saya.
"Lah, Aliyah manggil aku mama, aku posesif dong, hahaha" jawab saya.

Percakapan diatas tidak sekali dua kali kami obrolkan tapi berulang kali, hahaha. Entah kenapa juga sering terulang, dan selalu seru untuk dibahas.

Kalau ditanya kenapa saya memilih dipanggil Mama oleh Aliyah, sebenarnya alasannya sederhana. Menurut saya, kata Mama adalah kata yang paling mudah diucapkan oleh anak bayi, dan saya cuma ingin menjadi kata pertama yang diucapkan oleh anak saya. Dan Alhamdulillah kata pertama Aliyah adalah Mama. Entah karena dia memanggil saya atau sekedar celotehan random si anak bayi :') Tapi saya anggap Aliyah sedang memanggil saya, karena saat mendengar Aliyah mengucap ma-ma ma-ma rasanya terharu sekali. Unforgettable moment lah pokoknya :) 

Panggilan Mama sebenarnya sangat mendarah daging di keluarga besar kami, baik dari keluarga ibu saya maupun ayah saya. Semua tante dipanggil mama oleh saudara-saudara sepupu saya. Dari keluarga suami saya pun begitu, suami saya memanggil ibunya dengan sebutan mama, begitu juga dengan tante-tante dari pihak suami saya, sebagian besar dipanggil dengan sebutan mama oleh anak-anaknya.

Bisa jadi faktor lain saya memilih untuk dipanggil Mama oleh Aliyah karena lingkungan saya yang sebagian besar memanggil ibu nya dengan sebutan mama, lalu masuk ke alam bawah sadar saya, bahwa ibu itu ya manggilnya dengan sebutan mama, hehe.

Kembali ke soal bahasan obrolan saya dan adik, bahwa setiap panggilan anak ke ibu nya memiliki arti, saya jadi penasaran apa iya seperti itu. Lalu saya menemukan artikel di detikhealth dari detik.com yang membahas soal makna dari setiap panggila anak ke ibunya. Valid atau tidak nya artikel itu saya belum tau pasti, namun jika teman-teman mama-mama juga ingin tau seperti apa perbedaan maknanya berikut rangkuman artikelnya:

1. Ma'am atau Nyonya : Tipe orang tua yang otoriter dan disiplin
2. Mama : Tipe orang tua yang posesif
3. Mother/ Bunda: Tipe orang tua yang sering memaksa anak untuk selalu menjadi yang terbaik
4. Mom/ Ibu: Tipe orang tua yang netral, sesuai dengan norma umum yang berlaku di masyarakat
5. Ma/Mak, Emak: Tipe orang tua yang memiliki ikatan emosional yang kuat dengan anak
6. Nama Asli: Tipe orang tua yang tidak mementingkan norma-norma di masyarakat.
7. Mommy/ Mami: Tipe orang tua yang memanjakan anak.

Saya sebenarnya cukup senang juga membaca artikel dari detikhealth tersebut, karena jujur semakin besar Aliyah, ia semakin sering memanggil saya dengan sebutan Mak.

"Mak... mak dimana, Yaya carii..."
"Mak, main sama Yaya..."
"Mak, Yaya mau pipis..."
"Mak, sudah maakk... cebok maak"
" Mak, lapar, mau makan Yaya"
"Mak, ikuuutt..."

dan seruan-seruan Mak lainnya, kalau kalau saya jabarin satu-satu bisa jadi novel blog post ini :D Namun, yang paling saya percaya sih, Aliyah jadi memanggil saya dengan sebutan Mak, karena meniru saya memanggil ibu saya yang sering saya panggil dengan Mak juga, hehe. Kebetulan kami berasal dari Sulawesi, dan di daerah asal kami mama means mamak :)

Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu ambil pusing dengan makna panggilan anak kepada ibunya, karena poin pentingnya adalah bagaimana hubungan antar ibu-anak itu sendiri. Bagaimana kita dapat membesarkan anak dengan penuh cinta, mencintai anak dengan cara kita sehingga anak pun tumbuh dengan merasa dicintai oleh orangtua. Saya yakin, apapun panggilan anak kepada ibunya, pasti akan selalu tetap "kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa".

Bagaimana dengan teman-teman mama-mama? Dipanggil dengan sebutan apa oleh anak?

Yuk sama-sama share disini :)

Semoga sharing saya bermanfaat ya :)


Enjoy!

referensi: www.detik.com



THINGS I LEARNED FROM CATATAN NAJWA SHIHAB WITH MAUDY AYUNDA

| on
March 26, 2019

Halo!

Sudah menjadi rahasia umum betapa hebohnya dunia maya, saat Maudy Ayunda, aktris multi talenta dengan paket lengkapnya, cantik dan pintar, memposting soal dirinya berhasil lolos di dua universitas terbaik di dunia, Stanford University dan Harvard University untuk melanjutkan pendidikan S2 nya. Saya adalah salah satu yang terbawa euforia nya ;') karena jujur i adore her so much. Saya tidak memandang keaktrisannya, atau kecantikannya, tapi betapa dia tidak pernah berhenti untuk belajar, melakukan berbagai hal semampu dia dengan semaksimal mungkin untuk memberi manfaat di lingkungan sekitarnya. She's an ambisious enough yet very humble too. Saya sendiri sangat banyak belajar dari Maudy Ayunda walaupun sebatas melihat berbagai updates nya di Instagram.

Saya juga salah satu yang ikut-ikutan reshare blog post Puty Puar tentang kelulusan Maudy Ayunda di dua universitas terbaik di dunia ini. Bahwa apa-apa yang diraih bisa juga karena previllege yang dimiliki oleh Maudy Ayunda, seperti dia aktris, dia dari keluarga yang sangat mampu, dia lulusan dari British International School sehingga aksesnya untuk sekolah ke Oxford jauh lebih tebuka dibandingkan lulusan sekolah negeri :'), dll. Memang, bahasan di blog tersebut tidak fokus kepada Maudy Ayunda nya, melainkan mengenai makna previllege itu sendiri.  Saya salah satu yang sepakat dengan Puty Puar tentang previllege yang dimilik oleh Maudy Ayunda, sampai saat saya menyaksikan tayangan channel Youtube mbak Najwa Shihab, Catatan Najwa Shibab, dengan Maudy Ayunda sebagai tamu/narasumber nya.

Tayangan yang berdurasi kurang lebih 27 menit itu, membuat saya belajar banyak hal. Banyak sisi lain yang dapat saya pelajari dari seorang Maudy Ayunda dan juga mbak Najwa Shihab. Terutama tentang bagaiamana previllege yang dimiliki oleh Maudy Ayunda ternyata tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan betapa keras usaha yang dilakukannya untuk meraih itu semua. 

Ada beberapa hal yang dapat saya ambil sebagai pembelajaran setelah menyaksikan tayangan tersebut, baik untuk diri saya sendiri maupun untuk Aliyah kelak:

1. Memvisualisasikan apa yang menjadi impian kita, agar energi, usaha, doa-doa yang terpanjat mengiringi setiap langkah kita untuk meraih mimpi itu. If we believe it, we can do it for sure, InsyaAllah :)

2. Authenticity dalam berkarya. Keaslian, kejujuran atas karya kita. Karya yang asli berasal dari ketulusan dari dalam hati  Motivation letters yang ditulis Maudy Ayunda untuk Stanford University benar-benar berasal dari kejujurannya pada diri sendiri. Saya jadi belajar bagaiamana menjadi diri sendiri tanpa harus terpengaruh oleh orang lain. Saya pun juga belajar untuk menulis blog post yang benar-benar dari dalam hati karena terkadang di beberapa postingan saya lebih ke 'sekedar' menulis :') 

3. Research, research, and research. Melakukan banyak riset atas tujuan/ mimpi yang ingin kita raih. bisa dilakukan dengan belajar dari banyak hal atau pengalaman kita sebelumnya, bertanya kepada banyak orang yang telah berpengalaman sebelumnya, serta membaca dari berbagai sumber. 

4. Lebih banyak baca buku. Saat kecil, buku adalah hiburan satu-satunya yang dimiliki oleh Maudy Ayunda karena di rumahnya tidak ada televisi. Ayahnya bahkan sampai rela ke Singapura khusus untuk membelikan anak-anaknya buku! Diawal tahun ini, saya baru menyadari bahwa saya sangat miskin literasi, dan mulai belajar lebih rajin membaca buku, juga membacakan buku untuk Aliyah. Ternyata memang benar, lebih banyak membaca buku tidak sekedar menambah pengetahuan, tetapi juga membentuk pola pikir serta wawasan kita menjadi semakin luas.

5. Berpikir kritis terhadap sesuatu. Saat Maudy Ayunda kecil, sang Ibu selalu mengajaknya berdiskusi secara dalam tentang berbagai hal. Ibunya sering meminta pendapatnya tentang apapun, salah satunya menu makanan apa yang sebaiknya disajikan saat lebaran, mengapa harus menu tersebut, mengapa menganggap menu ini cocok dengan menu itu, dan berbagia pertanyaan mendetail lainnya. Ternyata benar kata akun-akun parenting :) bahwa penting untuk mengajarkan anak berpikir kritis sedini mungkin. Saya jadi belajar untuk mencoba mengajak Aliyah berdiskusi seperti ini. Namun, jawaban Aliyah masih sebatas "iya, engga, iya, engga" dengan diselingi "ndak mau", :'))

6. Belajar mengambil keputusan sedini mungkin. Dari cerita mbak najwa Shihab, mbak Najwa sudah dibebaskan untuk memilih akan bersekolah dimana saat masih SMP oleh orang tuanya. Sedangkan saya, memilih jurusan untuk kuliah masih melibatkan kedua orang tua saya :') Tidak ingin membandingkan karena saya yakin sudah jalanNya saya seperti itu, namun saya ingin belajar untuk mencoba cara yang berbeda kepada Aliyah. Saya ingin Aliyah dapat mengambil keputusan apapun itu atas dasar keinginannya sendiri, dan bertanggung jawab sepenuhnya atas manfaat, resiko, dampak yang mungkin akan timbul dari keputusan yang diambilnya. Harapannya, kelak dia tidak akan menyalahkan kedua orangtuanya atas apa yang telah dipilihnya :)  Saya pun belajar untuk melatih Aliyah dalam mengambil keputusan sejak lama, mulai saat membeli pakaian, memutuskan ingin makan apa hari ini, ingin bermain apa hari ini, ingin pergi kemana, kalau Aliyah memilih ini resikonya seperti ini, kalau begitu resikonya seperti itu, dll. Namun terkadang lingkungan di sekitar saya yang justru keberatan, anak kecil kok ditanyain begitu menurut mereka. Saya tetap pada pendirian saya, tetap mengajak Aliyah berdiskusi, :))


Kurang lebih 6 hal diatas adalah pembelajaran yang dapat saya ambil setelah menyaksikan tayangan channel Youtube Catatan Najwa Shihab bersama Maudy Ayunda. Blog post saya kali ini bukan berarti saya, Aliyah atau kita belajar untuk menjadi seperti Maudy Ayunda ataupun mbak Najwa Shihab.,tetapi paling tidak kita dapat mengadaptasi nilai positif yang ada pada mereka dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari sebagai diri kita sendiri :)


Bagaimana menurut teman-teman mama?


Semoga sharing saya bermanfaat ya :)

Have a nice day!





Pinjam Buku Online Surabaya | @pinjambukuanakdarrel

| on
March 22, 2019

Halo!

Beberapa waktu lalu saya pernah posting tentang Buku Real Mom Real Journey karya Elvina Lim Kusumo.  Buku Real Mom Real Journey tersebut tidak saya beli, melainkan saya pinjam dari salah satu akun di Instagram @pinjambukuanakdarrel. Nah, di postingan kali ini saya ingin cerita tentang pengalaman meminjam buku online di @pinjambukuanamdarrel :)


Meminjam buku secara online dapat dikatakan merupakan salah satu alternatif pilihan dalam proses mengenalkan budaya membaca pada anak. Biasanya buku-buku yang kita/anak baca kebanyakan milik sendiri alias kita beli, atau berkunjung ke perpustakaan kota/perpustakaan keliling, atau bahkan membaca saat sekedar jalan-jalan ke toko buku. Namun,  dengan  meminjam buku secara online,  maka semakin banyak pilihan variasi buku yang dapat kita kenalkan pada anak :) 

Sebagai seorang ibu rumah tangga yang harus punya strategi dalam mengatur keuangan keluarga terutama arus kas keluar :'D, maka meminjam buku secara online seperti sumber air di tengah padang gurun bagi saya, hahaha. Saya jadi punya banyak pilihan variasi buku untuk saya dan Aliyah, namun disisi lain saya dapat menghemat anggaran belanja buku :)

Pertama kali tau tentang @pinjambukuanakdarrel dari akun Instagram mbak Iput @iburakarayi yang juga baru saja membuat akun pinjam buku online. Mbak Iput merekomendasikan @pinjambukuanakdarrel untuk peminjaman buku online di daerah Surabaya dan sekitarnya. Saya langsung excited, karena lumayan banget kan, masih satu wilayah jadi bisa hemat di ongkir, hehe.

Setelah melihat-lihat feeds @pinjambukuanakdarrel, saya langsung tertarik untuk meminjam beberapa buku untuk saya dan Aliyah, dan satu mainan. Iya, di @pinjambukuanakdarrel ternyata tidak hanya menawarkan peminjaman buku, tetapi juga mainan edukasi untuk anak. Poin plus banget, untuk kita yang ingin memberi variasi mainan edukasi untuk anak, tapi ga perlu beli, mengingat anak biasanya mudah bosan dengan mainan :')

Langsung deh saya dm ke @pinjambukuanakdarrel untuk mendaftarkan diri sebagai member. Owner nya mbak Heny baik banget. Saat meminjam kita akan dikenakan biaya keanggotaan sebesar 25 ribu/tahun. Hemat banget kan... Kita boleh meminjam berapa kali pun dalam setahun, suka-suka lah pokoknya. Sekali pinjam maksimal 4 buku atau 3 buku dengan 1 mainan untuk jangka waktu 2 minggu. Oh iya saat mendaftar kita diwajibkan untuk mengirimkan foto diri dan KTP yang berlaku.

Untuk peminjaman pertama saya, saya meminjam 2 buku untuk saya, Real Mom Real Journey & Revolusi Makan oleh Dr. Hiromi Shinya, 1 buku tentang angkan dan hitungan sederhana untuk Aliyah (Aliyah sendiri yang milih bukunya :')) dan 1 mainan edukasi superpegs. Karena saya meminjam dengan mainan yang ternyata ukurannya lumayan, saya kena ongkir 2 kg. Ongkos kirim saat meminjam dan mengembalikan keduanya ditanggung oleh peminjam ya :) Tinggal pinter-pinternya kita memilih ekpedisi yang hemat di kantong :)

Tidak ada tips khusus sih dalam meminjam buku secara online, yang paling penting adalah kita perlu hati-hati dalam menjaga buku dan mainan nya agar tidak rusak. Saya juga mengingatkan Aliyah saat sebelum mulai bermain, bahwa buku dan mainannya bukan miliknya, melainkan milik orang lain. Karena Aliyah hanya meminjam, jadi setelah selesai harus dikembalikan. Aliyah juga harus hati-hati dalam bermain karena buku dan mainannya milik orang lain. Mainannya perlu dijaga, disayang seperti mainan Aliyah yang lain. Alhamdulillah Aliyah mengerti, dan benar-benar bermain dengan hati-hati.

Oh iya, saya juga sempat overtime meminjamnya, karena belum selesai membaca buku Revolusi Makan karya Dr. Hiromi Shinya, hehe. Alhamdulillah mbak Heny baik banget, di @pinjambukuanakdarrel kita boleh overtime (tapi ga lama-lama banget juga ya) tapi harus konfirmasinya lebih dulu jika akan sedikit overtime.

Senang sih, sekarang sudah banyak banget alternatif bagi kita untuk menumbuhkan minat baca pada anak dan kita juga tentunya.

Anyway, ada teman-teman mama-mama yang juga punya pengalaman meminjam buku secara online? Atau punya informasi tentang tempat peminjaman buku yang lain? Yuk share sama-sama di sini :)

Semoga sharing saya bermanfaat yaa...

Selamat membaca!







9 TIPS MENGONSUMSI JUS LEMON

| on
March 19, 2019

Halo!

Selama tiga minggu terakhir saya sedang mencoba untuk menjaga kesehatan dengan meminum jus lemon hangat setiap pagi saat perut masih kosong. Hal ini saya lakukan setelah membaca beberapa artikel tentang jus lemon yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan, bahkan dapat diminum sebagai terapi untuk penderita kanker. Dan memang akhir-akhir ini saya cukup sering mengalami gangguan kesehatan seperti nyeri pada leher, bagian ketiak, kram pada kaki kanan, sampai nyeri di bagian pinggul kanan dan rasanya sangat tidak nyaman

Di salah satu artikel yang saya baca, lemon dapat digunakan sebagai detoks alami pada tubuh, terutama untuk membersihkan usus dari racun. Saya sendiri awalnya mencoba minum jus lemon dengan harapan untuk mengurangi keluhan nyeri-nyeri di tubuh saya, setelah membaca buku karya Dr. Hiromi Shinya tentang revolusi makan dengan menjaga kesehatan usus. Menurut Dr. Hiromi segala nyeri-nyeri di badan bisa jadi karena kondisi usus kita yang kotor dan perlu detoksifikasi.

Dulu, juga pernah tau manfaat lemon bagus banget dari Alodita yang selalu mengonsumsi honey lemon shot setiap hari. Tapi biasa, karena waktu itu belum ada keluhan nyeri-nyeri, ada aja alesannya untuk menunda memulai (jangan ditiru ya!). Pas sudah mulai nyeri-nyeri, nah baru deh kan...

Setelah tiga minggu mengonsumsi jus lemon setiap pagi, Alhamdulillah segala nyeri di kaki maupun di pinggul sudah tidak berasa lagi. Di badan juga enteng banget rasanya. Saya juga sempat sharing tentang jus lemon ini di IG story saya untuk membagi manfaat jus lemon berdasarkan pengalaman saya kepada teman-teman. Ternyata cukup lumayan juga teman-teman yang dm balik ke saya buat nanya-nanya bagaimana cara membuatnya, lemon jenis apa, aman kah untuk penderita asam lambung, dll.

Sebenarnya saya juga sudah menjawab pertanyaan teman-teman via postingan IG story, tapi bagaimanapun rasanya kurang afdol kalau belum di post di blog :P

Berikut rangkuman tips dalam mengonsumsi jus lemon berdasarkan pengalamn saya serta hasil membaca berbagai artikel tentang lemon:

1. Jenis lemon yang digunakan bisa lemon lokal atau lemon impor, senemunya aja. Kalau ada yang lokal ya lokal, kalau ga ada ya impor tapi belinya ga banyak-banyak kalau impor haha. Beli lemon yang paling murah ya di pasar, biasanya lemon lokal. Di Kang sayur juga biasanya bawa lemon, kadang lokal, kadang impor. Di beberapa supermarket, terutama yang tag line nya 'super murah' lemon nya cukup murah juga, tapi milihnya harus ekstra usaha karena biasanya sudah hampir overrapped.

2. Cara membuat jus lemonnya sendiri macam-macam. Terserah teman-teman mama-mama mau diapakan lemonnya, dibuat senyaman mungkin supaya minumnya juga nikmat tiada beban :)

Kalau saya biasanya dibelah dua. Dibagi buat pagi dan malam buat jaga-jaga juga supaya perutnya tidak syok pagi-pagi diguyur lemon sebiji, diperas, dicemplungin sekalian kulitnya, disiram air panas. Tungguin sampai agak hangat, terus diminum deh.

Opsi kedua, bersihkan lemon dengan sikat yang kaku/keras, kemudian masukkan ke dalam kulkas dan bekukan selama dua jam. Dua jam kemudian, keluarkan dari kulkas dan iris (15-20 irisan per lemon), lalu masukkan ke dalam wadah tertutup. Tambahkan madu, air dingin dan rendam irisan lemon, setelah itu tutup wadahnya dan dinginkan di kulkas. Besoknya, ambil dua irisan lemon, kemudian seduh dengan air panas/matang.

Opsi ketiga, Bikin honey lemon shot ala Alodita. Jadi lemon diperas lalu ditambahin madu tanpa air.

3. Rendaman air lemon sebaiknya encer untuk mengurangi rasanya kecut nya. Biasanya setengah buah yang diperas saya tambahin +/- 300-400 ml air. Bisa juga dengan dibuat infuse water.

4. Lemon yang direndam air sebaiknya dengan kulitnya, karena senyawa flavonoid yang terkandung dalam kulit lemon sangat tinggi, bahkan lebih bernilai daripada isinya, tapi sebelumnya harus dicuci bersih dulu yaa, khawatir nya masih ada residu pestisida yg tertinggal.

5. Teman-teman juga bisa menggosok permukaan kulit lemon dengan garam untuk menghilangkan bakteri pada lemon.

6. Jangan gunakan air panas kalau minumnya pakai  madu yaa karena madu mengandung enzim, yang akan mengeluarkan hydroxymethylfurfural (salah satu gula utama dalam madu, yang terbentuk sangat cepat ketika madu dipanaskan) yang berlebihan, sehingga nutrisi dalam madu akan hancur.

7. Untuk penderita asam lambung, sebaiknya mencoba minum jus lemon di sela waktu makan ya, misalnya saat menjelang makan siang. Kalau ternyata perutnya nyeri, sebaiknya tidak diteruskan ya.

8. Sebaiknya setelah meminum jus lemon tidak langsung makan untuk memberi waktu bagi usus mencerna jus lemon dengan baik lebih dulu. Lebih baik lagi jika setelahnya kita mengonsumsi buah lebih dulu, dan 30 menit kemudian baru deh makan menu utama kita.

9. Sebaiknya tidak mengonsumsi lemon bersamaan dengan mengonsumsi udang ya. Pada dasarnya udang mengandung senyawa Arsenic Pentoxide (As2O5) dan jika bertemu dengan lemon yang mengandung Vitamin C,  akan terjadi reaksi kimia di dalam perut yang mengubah As3O5 menjadi Arsenic Trioxide (As2O3) Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pada hati, jantung, ginjal, dan pembuluh darah.


Overall, kurang lebih beberapa tips diatas yang biasa saya lakukan setiap mengonsumsi jus lemon. Kalau teman-teman mama-mama punya tips jus lemon juga, boleh banget share disini :)

Semoga sharing saya bermanfaat ya!

Selamat mencoba dan keep healthy!

MUSHROOMS RICE

| on
March 14, 2019
Halo!

Siapa yang suka banget masak dengan bahan jamur champignon? Saya salah satu yang cukup sering masak pakai jamur ini, karena selain harganya lumayan terjangkau, jamur champignon juga mudah didapatkan, mulai dari supermarket, pasar, sampai kang sayur langganan :)

Sebenarnya rasa jamur champignon ini agak kuat bagi saya. Kalau saya langsung merebusnya dan air rebusannya dicampur dengan sup, rasa supnya menjadi terlalu 'jamur' dan saya pribadi kurang doyan :D Jadi saya coba untuk mengurangi rasanya yang kuat dengan merebusnya secara terpisah.

Nah kali ini saya ingin mencoba berbagi resep nasi jamur yang menurut saya yaah lumayan enak lah rasanya (enak atau enggak disini sangat relatif yaa :)) Siapa tau bisa jadi inspirasi untuk modifikasi resep jamur champignon di rumah :)




Berikut bahan dan cara membuat mushrooms rice ala-ala :)

Bahan:

Jamur Champignon 1 pack, bagi dua bagian
Kaldu sayur (resep kaldu sayur dapat dilihat disini ya)
Mentega/butter/unsalted butter 1 sdm
Beras (bisa pakai beras jenis apa saja) -/+ 1 cup
Daging sapi iris tipis (banyaknya sesuai selera)
Wortel (bisa diambil dari wortel kaldu sayur)
Brokoli, rebus sebentar, sisihkan
Bawang Putih +/- 2 siung haluskan
Bawang Bombay 1 buah iris 
Garam 
Lada
Lada hitam (optional)


Cara membuat:

Nasi Jamur:
1. Rendam beras -/+ 1 jam atau rendam selama semalaman lebih baik.
2. Iris-iris setengah bagian dari jamur champignon. 
3. Lelehkan mentega/butter/unsalted butter di dalam panci yang akan digunakan untuk memasak nasi. Tumis bawang putih, sebagian bawang bombay dan jamur champignon yang telah diiris di no.2. Tumis sampai jamur agak layu ya. Angkat jamur. Jangan bersihkan panci nya ya, karena karamelisasi yang terbentuk dari hasil tumisan jamur rasanya sangat enak untuk digunakan memasak nasi.
3. Masukkan beras ke dalam panci, dan tambahkan kaldu sayur secukupnya.
4. Masak beras dengan diaduk sesekali agar tidak gosong.
5. Masukkan jamur champignon setengah bagian yang lain & setengah buah bawang bombay ke dalam panci.
6. Aduk-aduk beras dan jamur sampai beras menjadi nasi.
7. Seasoning nasi dengan garam dan lada, kalau punya kaldu jamur bubuk juga bisa ditambahkan :)
8. Aduk-aduk nasi sampai matang.
9. Angkat nasi dari panci, tiriskan.

Daging iris:

1. Lelehkan mentega/butter/unsalted butter lalu tumis bawang putih halus dengan irisan bawang bombay.
2. Masukkan irisan daging, tumis sebentar lalu tambahkan air sedikit demi sedikit agar daging cepat empuk.
3. Seasoning dengan garam, lada, dan sedikit kecap.
4. Masak sampai air asat dan daging empuk.

Plating nasi jamur dengan topping jamur champignon tumis, daging iris, brokoli dan wortel. Jadi deh mushrooms rice nya :)
Alhamdulillah Aliyah suka dengan menu mushrooms rice ini :)

Teman-teman mama-mama ada yang punya resep nasi jamur andalan juga ga? Yuk share sama-sama di sini :)

Semoga sharing saya bermanfaat ya!

Selamat memasak!




BELAJAR MENGENAL HURUF DENGAN BAHAN MAKANAN #1

| on
March 05, 2019
Halo!

Semua ibu pasti sepakat kalau anak dengan usia toddler setiap hari tumbuh semakin aktif. Semakin aktif bermain yang diiringi dengan rasa ingin tahu yang semakin besar. Di usia Aliyah yang menginjak 3,5 th, Aliyah juga tumbuh menjadi anak yang semakin aktif dan semakin sibuk ingin melakukan ini itu :')  Seringkali saya dibuat bingung karena harus menemani Aliyah main setiap hari dan Aliyah tipikal anak yang mudah bosan. 

Berhubung Aliyah sudah mulai mengenal lingkungan sekolah, salah satu aktivitas yang cukup sering kami lakukan bersama adalah belajar mengenal huruf. Sebenarnya Aliyah sudah mengenal huruf A-Z sejak usia 2,5 th lebih seingat saya, melalui nyanyian. Seiring semakin besar Aliyah, saya mulai mencoba menaikkan sedikit level pengenalan huruf kepada Aliyah dari sekedar bernyanyi, bertahap ke aktivitas mulai menulis pelan-pelan dan mengenal huruf besar dan kecil, serta huruf-buruf di dalam ejaan namanya.

Kali ini saya coba mengenalkan huruf dengan bahan makanan, karena tidak perlu beli ini itu, dan bisa diambil langsung dari dapur, hehe. Bahan dasar yang saya gunakan adalah garam dan beras.

Mengenal Huruf Besar dan Huruf Kecil dengan garam



Bahan dan alat:

Garam dapur 250 gr (satu bungkus ukuran kecil)
Wadah kaca
Karton bekas
Spidol
Kuas
Kertas origami ukuran besar



Cara membuat:

1. Potong karton bekas sesuai dengan ukuran wadah kaca. Disini saya memotong karton dengan bentuk persegi panjang sesuai dengan ukuran wadah kaca.

2. Buat tulisan huruf kecil a-z di karton. Tulisan huruf kecil dapat disesuaikan dengan besarnya kertas karton. Tidak apa-apa jika tidak cukup dari a-z, bisa dibuat secukupnya asalkan ukuran tulisan tidak terlalu kecil :) Misalnya cukup dari huruf a-l.

3. Potong kertas origami menjadi empat bagian. Tulis huruf besar di setiap bagian kecil kertas origami. Buat sesuai dengan jumlah huruf yang ada di kertas karton.

4. Letakkan kertas karton dibawah wadah kaca, lalu isi wadah kaca dengan garam.

Cara bermain:

Teman-teman mama-mama bisa menunjukkan huruf besar di kertas origami pada anak, lalu minta anak untuk mencari pasangan huruf kecil dari huruf besar tersebut di dalam wadah kaca yang berisi garam. Mencarinya bisa dengan menggunakan kuas. :) Silakan diulangi dengan mengganti huruf besarnya :)



Selain untuk huruf besar-kecil, wadah kaca & garam ini juga saya gunakan untuk mengenalkan huruf hijaiyah pada Aliyah :) Kebetulan Aliyah punya puzzle huruf hijaiyah yang langsung saya letakkan di bawah wadah kaca. Aliyah tinggal mencari huruf yang sama dengan huruf  yang saya tunjukkan dengan kartu huruf hijaiyah :)

Oh iya, setelah bosan dengan main huruf, garam di dalam wadah digunakan Aliyah untuk berimajinasi dengan mainan bus kecil nya. Ceritanya bus kecil mainannya sedang berada di dalam jalanan bersalju :D Saya pun ikut bermain dengan menabur salju menggunakan saringan dari set mainan pasir pantai :D, seolah-seolah sedang turun salju. Intinya setelahnya bebas lah mau dibuat main apa saja garamnya :) 

Untuk cuplikan video bermainnya dapat dilihat disini yaa :)

Manfaat stimulasi:

1. Anak dapat mengenal huruf besar dan kecil
2. Melatih motorik halus anak dengan memegang kuas, yang bertujuan untuk  melatih jari-jari anak dalam memegang alat tulis.
3. Melatih sensori anak dengan menyentuh garam.
4. Mengenalkan rasa asin garam kepada anak.
5. Melatih kemampuan berpikir pada anak dalam mencari huruf yang tersembunyi.
6. Malatih daya imajinasi anak.


Menulis Huruf dengan Beras warna warni


Sebenarnya menulis huruf dengan beras warna-warni sudah saya upload di akun instagram saya sebulan yang lalu, hehe. Namun baru saya posting sekalian di blog post ini :) Untuk cuplikan video bermain nya dapat dilihat disini yaa :)

Bahan dan alat:

Beras 1 cup
Pewarna makanan (boleh pakai 1 warna saja sesuai dengan stok di rumah :))
Wadah kecil sesuai jumlah pewarna makanan
Air
Piring plastik
Kuas
Wadah untuk alas beras warna-warni (bisa tray plastik/kayu, nampan, dll)
Kertas Origami ukuran besar


Cara membuat:

1. Bagi beras menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah warna yang akan dibuat. Disini saya menggunakan tiga jenis warna.

2. Siapkan air secukupnya di wadah kecil, tidak perlu terlalu banyak. Komposisi air dengan beras kurang lebih 1:1. Teteskan pewarna makanan ke dalam air yang telah disiapkan.

3. Masukkan beras ke dalam air berwarna.

4. Rendam beras -/+ 30-60 menit.

5. Tuang beras ke dalam piring plastik, lalu jemur dibawah sinar matahari sampai kering.

6. Atur beras warna-warni diatas tray.

7. Potong kertas origami menjadi empat bagian. Tulis huruf besar di setiap bagian kecil kertas origami. Disini saya haya membuat beberapa huruf besar dari ejaan nama Aliyah sebagai awal untuk Aliyah belajar mengenal huruf pada namanya sendiri dan kelak dapat menulis namanya sendiri.

Cara bermain:

Teman-teman mama-mama bisa menunjukkan huruf besar di kertas origami pada anak, lalu minta anak untuk menulis huruf nya diatas beras dengan menggunakan kuas :) Silakan diulangi dengan mengganti huruf besarnya :) selain untuk belajar mengenal dan menulis huruf, permainan ini juga dapat digunakan untuk belajar mengenal dan menulis angka dan bentuk. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan anak kita :)

Untuk melatih sensori anak, teman-teman mama-mama dapat meminta anak untuk memegang berasnya, dan bercerita bahwa tekstur beras itu kasar. Selain itu, kita juga dapat bercerita bahwa beras merupakan bahan makanan yang berasal dari padi, dan menjadi cikal bakal nasi yang dimakan oleh anak sehari-hari :)

Seteleh bosan menulis huruf, Aliyah menggunakan beras nya untuk bermain memindahkan beras dari satu wadah ke wadah lainya dengan menggunakan sendok :)

Manfaat stimulasi:

1. Anak dapat mengenal huruf dari ejaan namanya sendiri.
2. Melatih motorik halus anak dengan memegang kuas, yang bertujuan untuk  melatih jari-jari anak dalam memegang alat tulis.
3. Melatih sensori anak dengan menyentuh beras.
4. Mengenalkan konsep bahan makanan beras pada anak.
5. Melatih kemampuan motorik anak saat memindahkan beras dengan menggunakan sendok.


Nah, kalau teman-teman mama-mama bahan makanan apa yang biasanya digunakan untuk bermain dengan anak?

Semoga sharing saya bermanfaat yaa..

Selamat bermain!